Jakarta Jajaki Kerja Sama Intensif dengan Prancis: Seni, Transportasi, hingga Solusi Banjir Jadi Fokus Utama
markdown Gubernur Jakarta, Pramono Anung, baru-baru ini menerima kunjungan kehormatan dari Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Fabien Penone, di Balai Kota Jakarta. Pertemuan bilateral ini menandai babak baru dalam upaya mempererat hubungan kerja sama antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Kedutaan Besar Prancis, dengan fokus utama pada pengembangan sektor seni budaya, solusi transportasi berkelanjutan, serta penanggulangan masalah banjir yang kerap melanda ibu kota.
Pramono Anung, dalam kesempatan tersebut, menyampaikan apresiasi mendalam atas kontribusi Institut Francais d’Indonésie (IFI) dalam memajukan ekosistem seni dan budaya di Jakarta. Ia menegaskan komitmen penuh Pemprov DKI Jakarta untuk terus mendukung berbagai kegiatan yang diinisiasi oleh IFI, termasuk festival-festival seni budaya yang telah menjadi agenda rutin dan daya tarik tersendiri bagi warga Jakarta. Gubernur juga menyinggung hubungan sister city yang telah terjalin erat antara Jakarta dan Paris sejak tahun 1985. Kemitraan strategis ini mencakup berbagai aspek penting, mulai dari penataan kota yang berkelanjutan, pengelolaan lingkungan hidup yang bertanggung jawab, peningkatan kualitas administrasi kota, pengembangan sumber daya manusia yang kompeten, hingga pertukaran budaya, pendidikan, dan olahraga yang saling menguntungkan.
Lebih lanjut, Pramono menyatakan dukungannya terhadap penyelenggaraan Fête de la Musique atau Hari Musik Nasional Prancis yang rencananya akan digelar oleh IFI di kawasan Kota Tua Jakarta pada Juni 2025. Ia berharap acara ini dapat menjadi wadah bagi para musisi lokal dan internasional untuk berkolaborasi dan menampilkan karya-karya terbaik mereka, sekaligus mempromosikan Kota Tua Jakarta sebagai destinasi wisata budaya yang menarik.
Selain sektor seni dan budaya, pertemuan tersebut juga membahas potensi kerja sama dalam bidang transportasi berkelanjutan. Pramono Anung menyoroti keunggulan perusahaan-perusahaan Prancis seperti Thales dan Engie yang memiliki teknologi canggih dalam pengembangan kota pintar, termasuk sistem transportasi cerdas dan manajemen energi yang efisien. Ia berharap teknologi ini dapat diadaptasi dan diterapkan dalam pengembangan proyek-proyek strategis di Jakarta, seperti Mass Rapid Transit (MRT), Light Rail Transit (LRT), dan sistem bike sharing yang terintegrasi.
Isu krusial terkait pengendalian banjir juga menjadi topik diskusi yang hangat. Pramono Anung meyakini bahwa perusahaan-perusahaan Prancis seperti Suez dan Veolia, yang memiliki reputasi global dalam bidang manajemen air dan limbah, dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mengatasi permasalahan banjir di Jakarta. Ia berharap perusahaan-perusahaan tersebut dapat dilibatkan dalam proyek-proyek vital seperti normalisasi sungai dan perbaikan sistem drainase.
“Kami juga saling bertukar informasi dan pengalaman terkait upaya-upaya pengurangan polusi udara dan pengembangan ruang terbuka hijau atau taman kota,” imbuh Pramono.
Di akhir pertemuan, Pramono Anung menyampaikan harapannya agar Jakarta dapat kembali berpartisipasi aktif dalam berbagai ajang internasional yang diselenggarakan di Prancis. Ia juga berharap para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) binaan Jakpreneur dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk mempromosikan produk-produk unggulan mereka di pasar global. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya memperkuat kerja sama industri fesyen melalui platform Indonesia French Fashion (PINTU) Incubator, yang diharapkan dapat menjadi jembatan bagi para desainer muda Indonesia untuk menembus pasar fesyen internasional.