Pasca-Pemakzulan, Yoon Suk Yeol Tinggalkan Istana Kepresidenan di Tengah Dukungan dan Proses Hukum

Pasca-Pemakzulan, Yoon Suk Yeol Tinggalkan Istana Kepresidenan di Tengah Dukungan dan Proses Hukum

Mantan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, resmi meninggalkan kediaman kepresidenan di Seoul pada hari Jumat (11/4), setelah proses pemakzulan yang mengakhiri masa jabatannya. Keputusan pemakzulan ini dipicu oleh deklarasi darurat militer kontroversial yang dikeluarkan oleh Yoon pada tanggal 3 Desember lalu, yang mengguncang stabilitas politik negara.

Dukungan dan Perpisahan Emosional

Kepergian Yoon dari kediaman kepresidenan diwarnai dengan momen emosional. Ia menyempatkan diri untuk berinteraksi dengan para pendukungnya yang telah berkumpul untuk memberikan dukungan. Yoon terlihat memeluk dan menjabat tangan para pendukung yang hadir dengan membawa spanduk bertuliskan "Yoon Lagi". Rombongan kendaraan yang membawanya meninggalkan kediaman dikawal oleh pihak kepolisian.

Latar Belakang Pemakzulan

Pemakzulan Yoon Suk Yeol didasarkan pada keputusannya memberlakukan darurat militer yang dinilai melanggar konstitusi dan mengancam demokrasi. Langkah ini memicu gelombang protes dan kecaman dari berbagai kalangan, termasuk parlemen. Mahkamah Konstitusi akhirnya memutuskan untuk memakzulkan Yoon dari jabatannya, mencabut semua kekuasaan, jabatan, dan hak istimewanya.

Darurat militer yang dideklarasikan Yoon sempat menimbulkan kekhawatiran publik dan komunitas internasional. Bahkan, pasukan militer sempat dikerahkan ke gedung parlemen sebelum akhirnya dicabut atas desakan mayoritas anggota parlemen.

Ucapan Terima Kasih dan Harapan Masa Depan

Yoon Suk Yeol menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para pendukung yang telah setia memberikan dukungan selama masa jabatannya. Ia menghargai dedikasi dan kehangatan yang diberikan para pendukung, terutama saat melakukan aksi demonstrasi di tengah cuaca dingin.

"Sekarang, saya kembali menjadi warga negara biasa Republik Korea, dan saya akan mencari jalan baru dalam mengabdi kepada negara dan rakyat," ujar Yoon melalui pernyataan yang dirilis oleh pengacaranya.

Persidangan Pidana Menanti

Meski telah meninggalkan jabatan presiden, Yoon Suk Yeol masih menghadapi proses hukum terkait tuduhan pemberontakan atas deklarasi darurat militernya. Persidangan ini akan menjadi babak baru dalam perjalanan politiknya.

Pemilihan Presiden Awal

Korea Selatan akan menggelar pemilihan presiden awal pada tanggal 3 Juni mendatang untuk mengisi kekosongan jabatan yang ditinggalkan Yoon. Kandidat dari pihak oposisi, Lee Jae Myung, menjadi salah satu kandidat terkuat dalam pemilihan ini. Lee telah mengumumkan roadmap kebijakannya dan berjanji untuk memulihkan stabilitas politik dan ekonomi negara pasca-pemakzulan Yoon Suk Yeol.

Ratusan pendukung Yoon lainnya telah menunggu di distrik Seocho, Seoul, untuk menyambutnya, dengan beberapa orang memegang bunga.

Berikut adalah poin-poin penting dari berita ini:

  • Yoon Suk Yeol dimakzulkan karena mendeklarasikan darurat militer.
  • Yoon Suk Yeol meninggalkan kediaman kepresidenan.
  • Pendukung Yoon Suk Yeol memberikan dukungan.
  • Yoon Suk Yeol menghadapi persidangan pidana.
  • Korea Selatan akan menggelar pemilihan presiden awal.