Demam Emas Landa Palembang: Investasi Menggeliat di Tengah Gejolak Rupiah

Demam Emas Landa Palembang: Investasi Menggeliat di Tengah Gejolak Rupiah

Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, emas kembali menjadi primadona investasi bagi warga Palembang. Kenaikan harga emas yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir memicu gelombang investasi, baik dalam bentuk perhiasan maupun logam mulia (LM).

Lonjakan Penjualan Emas di Pegadaian

Galeri 24 Pegadaian Area Palembang mencatat peningkatan penjualan emas yang fantastis. Dalam beberapa waktu terakhir terjadi lonjakan penjualan hingga tiga kali lipat dibandingkan periode sebelumnya. Bahkan, dalam satu hari penjualan emas mencapai 1,5 kilogram. Ricky Darmawan, Marketing Regional Galeri 24 Pegadaian Area Palembang, mengungkapkan bahwa harga emas saat ini mencapai Rp 1.850.000 per gram, naik dari Rp 1.767.000 per gram pada hari sebelumnya.

"Meskipun harga terus merangkak naik, minat masyarakat untuk membeli emas tidak surut. Pasca-Lebaran kemarin, terjadi peningkatan signifikan dalam jumlah pembeli emas di gerai kami," ujar Ricky.

Emas Sebagai Benteng Investasi di Tengah Ketidakpastian

Kenaikan harga emas ini dipicu oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dalam situasi ekonomi yang tidak menentu, emas dipandang sebagai aset yang aman (safe haven) untuk melindungi nilai kekayaan. Warga Palembang berbondong-bondong beralih ke investasi emas, meninggalkan opsi investasi lain seperti tanah atau properti.

"Masyarakat menganggap investasi emas sebagai pilihan yang paling aman dibandingkan investasi lainnya. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa harga emas akan terus meningkat dan sulit dijangkau di masa depan," jelas Ricky.

Testimoni Investor Emas di Palembang

Welly (35), seorang ibu rumah tangga di Palembang, rela menyisihkan sebagian dari penghasilannya untuk membeli perhiasan emas. Harga perhiasan emas di Palembang saat ini mencapai Rp 10,5 juta per suku (6,7 gram), naik dari Rp 10,2 juta.

"Saya sempat membeli perhiasan pada tanggal 7 lalu seharga Rp 9,9 juta per suku. Sekarang harganya sudah naik lagi menjadi Rp 10,5 juta. Perhiasan ini saya simpan sebagai tabungan, dan akan saya jual jika ada kebutuhan mendesak," ungkap Welly.

Maulia (32), ibu rumah tangga lainnya, juga merasakan manisnya berinvestasi emas. Pada tahun 2018, ia membeli perhiasan emas seharga Rp 3,5 juta per suku. Tahun ini, ia menjualnya dengan harga Rp 10 juta.

"Keuntungannya lumayan besar. Sebagian hasil penjualan masih saya simpan, dan jika ada rezeki lagi, saya akan membeli emas lagi sebagai tabungan masa depan," kata Maulia.

Faktor-faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas

Beberapa faktor yang mendorong kenaikan harga emas, antara lain:

  • Ketidakpastian Ekonomi Global: Konflik geopolitik, inflasi, dan resesi global meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset yang aman.
  • Melemahnya Nilai Tukar Rupiah: Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat harga emas dalam rupiah menjadi lebih mahal.
  • Suku Bunga Rendah: Suku bunga rendah membuat investasi emas menjadi lebih menarik dibandingkan instrumen investasi lainnya.
  • Permintaan Fisik yang Tinggi: Permintaan emas fisik dari negara-negara berkembang seperti China dan India terus meningkat.

Tips Investasi Emas yang Aman

Bagi Anda yang tertarik untuk berinvestasi emas, berikut beberapa tips yang perlu diperhatikan:

  • Pilih Tempat Pembelian yang Terpercaya: Beli emas di toko emas atau lembaga keuangan yang terpercaya.
  • Perhatikan Harga Emas: Pantau harga emas secara berkala untuk mendapatkan harga yang terbaik.
  • Simpan Emas di Tempat yang Aman: Simpan emas di tempat yang aman, seperti brankas atau safe deposit box.
  • Diversifikasi Investasi: Jangan hanya berinvestasi pada emas. Diversifikasi investasi Anda ke berbagai aset lainnya.

Dengan perencanaan yang matang, investasi emas dapat menjadi salah satu cara yang efektif untuk melindungi nilai kekayaan Anda di tengah ketidakpastian ekonomi.