Karyawan Microsoft Dipecat Usai Protes Dugaan Keterlibatan Perusahaan dalam Konflik Gaza Saat Perayaan HUT ke-50
Aksi Protes Berujung PHK: Karyawan Microsoft Suarakan Dukungan untuk Gaza
Sebuah aksi protes yang dilakukan oleh seorang karyawan Microsoft berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK). Ibtihal Abu Saad, seorang Software Engineer lulusan Universitas Harvard yang memiliki darah Palestina, menyampaikan kritiknya terhadap dugaan keterlibatan Microsoft dalam konflik yang terjadi di Gaza. Aksi ini dilakukan saat perayaan ulang tahun ke-50 Microsoft yang digelar pada 4 April 2025 lalu.
Ibtihal, yang mengenakan hijab, secara terbuka menyampaikan keresahannya di hadapan CEO Microsoft AI, Mustafa Suleyman, saat acara perayaan berlangsung. Ia menuding perusahaan tempatnya bekerja telah memberikan dukungan yang berkontribusi pada genosida di Gaza. Aksi ini sontak menjadi viral di media sosial dan memicu berbagai reaksi dari warganet.
Menurut laporan Associated Press, Microsoft telah mengambil tindakan tegas dengan memecat Ibtihal dan seorang karyawan lainnya yang dianggap mengganggu jalannya perayaan. Dalam surat PHK yang diterimanya, Microsoft menuding Ibtihal melakukan pelanggaran yang bertujuan untuk mencari perhatian dan menciptakan gangguan maksimal pada acara penting perusahaan. Sementara itu, karyawan lain yang terlibat dalam aksi protes tersebut dikabarkan telah mengundurkan diri, namun Microsoft mempercepat masa berhentinya lima hari lebih awal.
Protes yang dilakukan Ibtihal memaksa CEO Mustafa Suleyman untuk menghentikan pidatonya yang disiarkan langsung dari kantor pusat Microsoft di Redmond, Washington. Acara peringatan 50 tahun Microsoft tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting perusahaan, termasuk pendiri Bill Gates dan mantan CEO Steve Ballmer.
Setelah kejadian tersebut, Ibtihal Aboussad melalui akun Instagramnya menyerukan kepada masyarakat untuk memboikot produk-produk Microsoft sebagai bentuk solidaritas terhadap perjuangan Palestina. Ia juga menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan yang diterimanya dari berbagai pihak.
Dampak dan Reaksi
Aksi protes yang dilakukan Ibtihal Abu Saad telah memicu perdebatan luas mengenai tanggung jawab perusahaan teknologi dalam isu-isu kemanusiaan dan konflik global. Beberapa pihak mendukung keberanian Ibtihal dalam menyuarakan pendapatnya, sementara yang lain mengkritik tindakannya yang dianggap mengganggu acara perusahaan. Kejadian ini juga menyoroti pentingnya kebebasan berpendapat di lingkungan kerja, serta batasan-batasan yang mungkin ada.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi perusahaan-perusahaan teknologi untuk lebih memperhatikan dampak dari produk dan layanan mereka terhadap berbagai isu sosial dan politik di seluruh dunia. Selain itu, perusahaan juga perlu menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan menghargai perbedaan pendapat, sehingga karyawan merasa aman dan nyaman untuk menyuarakan pandangan mereka.
Seruan Boikot
Seruan boikot terhadap Microsoft yang digaungkan oleh Ibtihal Aboussad turut menambah tekanan pada perusahaan. Sejumlah aktivis dan organisasi pro-Palestina mendukung seruan tersebut dan mengajak masyarakat untuk mempertimbangkan kembali penggunaan produk dan layanan Microsoft. Dampak dari seruan boikot ini masih belum dapat dipastikan, namun dapat diprediksi akan mempengaruhi citra perusahaan di mata sebagian konsumen.
Kesimpulan
Kasus Ibtihal Abu Saad menjadi contoh nyata bagaimana isu-isu global dapat merambah ke dunia korporasi. Aksi protes yang dilakukannya menunjukkan bahwa karyawan memiliki peran penting dalam mengawasi dan mengkritisi kebijakan perusahaan, terutama yang berkaitan dengan isu-isu kemanusiaan. Peristiwa ini juga menjadi pelajaran bagi perusahaan untuk lebih peka terhadap isu-isu sosial dan politik, serta menciptakan lingkungan kerja yang menghargai perbedaan pendapat.