Program Makan Bergizi Gratis di Lhokseumawe Selama Ramadhan: Menu Khusus dan Distribusi Logistik
Program Makan Bergizi Gratis di Lhokseumawe Selama Ramadhan: Menu Khusus dan Distribusi Logistik
Kota Lhokseumawe, Aceh, kembali menjalankan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) selama bulan Ramadhan 1446 H. Namun, program tahun ini menyajikan menu yang berbeda dari biasanya. Alih-alih menyediakan nasi dan lauk pauk, MBG Ramadhan di Lhokseumawe memilih untuk mendistribusikan paket makanan yang terdiri dari roti, telur, kurma, susu kemasan, dan jeruk. Perubahan menu ini telah menimbulkan pertanyaan mengenai kepatuhan program terhadap standar gizi seimbang, terutama selama bulan puasa.
Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Nasabe Pangan Bergizi Lhokseumawe, Zharifa Nazhira, menjelaskan perubahan tersebut. Menurutnya, program MBG sempat terhenti selama libur sekolah dan kembali aktif pada awal Ramadhan. “Program distribusi MBG kembali berjalan setelah anak-anak selesai menjalani libur sekolah,” ujarnya dalam wawancara via telepon pada Kamis (6/3/2025). Ia menambahkan bahwa pemilihan menu disesuaikan dengan kondisi bulan Ramadhan, dengan mempertimbangkan kepraktisan dan kesesuaian untuk dikonsumsi saat berbuka puasa. Program ini menjangkau 1.072 siswa di tiga sekolah berbeda, yaitu SDN 9 Banda Sakti (64 siswa), SDN 21 Banda Sakti (64 siswa), dan SMKN 1 Lhokseumawe (944 siswa).
Distribusi paket MBG dilakukan secara langsung ke sekolah-sekolah penerima manfaat. Tidak seperti biasanya, makanan tidak dikonsumsi langsung di sekolah. Paket makanan tersebut dikemas dalam goodie bag, memudahkan siswa untuk membawa pulang dan mengkonsumsinya saat berbuka puasa. Proses distribusi dimulai setiap hari pukul 09.30 WIB dan berlangsung hingga seluruh paket terdistribusikan. “Harapannya, dengan paket MBG ini, kebutuhan gizi anak-anak tetap terpenuhi, meskipun mereka sedang berpuasa,” tambah Zharifa. Yayasan Nasabe Pangan Bergizi Lhokseumawe juga memastikan logistik distribusi MBG berjalan lancar, termasuk ketersediaan bahan makanan dan tenaga kerja yang mencukupi.
Perubahan menu dalam program MBG Ramadhan ini memunculkan beberapa pertanyaan yang perlu dikaji lebih lanjut, khususnya mengenai aspek gizi seimbang bagi siswa yang berpuasa. Apakah komposisi nutrisi dalam paket makanan yang disajikan telah memenuhi standar kebutuhan gizi anak sekolah? Kajian lebih lanjut dari pihak terkait diperlukan untuk memastikan efektivitas program dalam mencapai tujuan utamanya, yaitu memenuhi kebutuhan gizi siswa penerima manfaat. Termasuk mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan program, seperti keterlibatan orang tua siswa dalam pemantauan konsumsi makanan anak dan edukasi gizi yang memadai.
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah evaluasi menyeluruh terhadap program MBG ini. Evaluasi tersebut harus meliputi aspek-aspek seperti kualitas bahan makanan, proses distribusi, dan dampak program terhadap status gizi siswa penerima manfaat. Hasil evaluasi ini akan menjadi dasar untuk perbaikan dan penyempurnaan program MBG di masa mendatang, agar lebih efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan gizi anak-anak di Lhokseumawe.