Fenomena Pengemis Tajir di Bondowoso: Raup Ratusan Ribu Rupiah per Hari hingga Mampu Umrah
Pengemis di Bondowoso Raup Rezeki Nomplok, Satpol PP Gelar Razia
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bondowoso menggelar razia terhadap gelandangan dan pengemis (gepeng) di sejumlah titik strategis di wilayah tersebut. Razia ini menyasar lokasi-lokasi yang kerap dijadikan tempat 'mangkal' para gepeng, seperti perempatan jalan dan lampu merah.
Dalam razia tersebut, petugas mendapati fakta mengejutkan. Salah seorang pengemis mengaku memiliki penghasilan yang cukup fantastis, bahkan mampu membiayai perjalanan umrah ke Tanah Suci. Pengakuan ini tentu saja membuat petugas Satpol PP terheran-heran.
Kisah Inspiratif atau Ironi: S, Pengemis yang Berangkat Umrah
Sosok pengemis yang dimaksud adalah S, seorang pria berusia 70 tahun yang berasal dari Desa Dawuhan Tenggarang, Bondowoso. Kepada petugas, S mengaku bahwa dirinya tidak hanya beroperasi di satu lokasi saja. Ia berpindah-pindah tempat untuk memaksimalkan pendapatannya.
Penghasilan S per hari berkisar antara Rp 300 ribu hingga Rp 600 ribu, tergantung pada situasi dan kondisi. Jika sedang ramai, ia bisa mengumpulkan uang hingga setengah juta rupiah lebih. Rupanya, dari hasil mengemis inilah S berhasil menabung dan mewujudkan impiannya untuk berangkat umrah beberapa bulan lalu.
Pengakuan Mengejutkan dan Imbauan Satpol PP
Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP Bondowoso, Nanang Dwi Haryanto, mengaku kaget saat mendengar pengakuan S. Awalnya, S enggan membuka diri kepada petugas. Namun, setelah diinterogasi lebih lanjut, ia akhirnya mengaku telah menunaikan ibadah umrah.
"Bahkan, berdasarkan pengakuan yang bersangkutan sudah melaksanakan ibadah umrah. Dan itu dibenarkan pengemis lainnya," ungkap Nanang.
Nanang menjelaskan bahwa biaya umrah S sepenuhnya berasal dari hasil mengemis yang dikumpulkan setiap hari. Ia juga menyebutkan bahwa S berangkat umrah pada bulan Januari 2025.
Menanggapi fenomena ini, Nanang mengimbau masyarakat untuk lebih selektif dalam memberikan uang kepada pengemis. Ia khawatir, sebagian pengemis justru memiliki penghasilan yang lebih besar dari orang yang memberi.
Pertanyaan Etis dan Tanggung Jawab Sosial
Kisah S ini menimbulkan berbagai pertanyaan etis dan sosial. Di satu sisi, keberhasilannya menabung dan berangkat umrah dari hasil mengemis bisa dianggap sebagai inspirasi. Namun, di sisi lain, hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas pemberian sedekah dan tanggung jawab sosial.
Apakah memberikan uang kepada pengemis adalah solusi yang tepat untuk membantu mereka? Atau justru malah membuat mereka bergantung pada belas kasihan orang lain? Pertanyaan-pertanyaan ini perlu dijawab secara komprehensif agar kita bisa memberikan bantuan yang lebih efektif dan berkelanjutan kepada mereka yang membutuhkan.