Misteri Makam Entjik Minah di Pasar Rejowinangun, Magelang: Jejak Sejarah dan Mitos di Balik Pusara Tersembunyi

Misteri Makam Entjik Minah di Pasar Rejowinangun, Magelang: Jejak Sejarah dan Mitos di Balik Pusara Tersembunyi

Tersembunyi di antara hiruk pikuk pertokoan Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, Jawa Tengah, terdapat sebuah makam yang menyimpan misteri: makam Entjik Minah. Letaknya yang terpencil, di sudut gang sempit Kampung Tukangan Wetan, hanya mampu diakses oleh satu sepeda motor, semakin menambah aura mistis yang menyelimuti pusara tersebut. Makam yang dipagari besi dan dibalut keramik putih ini, kini menjadi perpaduan unik antara jejak masa lalu dan mitos yang berkembang di masyarakat sekitar. Tumbuhan pacar air dengan bunga merah darah yang tumbuh di celah makam, serta beberapa tanaman hias seperti lidah mertua di sekelilingnya, seolah menambah nuansa mistik yang kental.

Tidak ada prasasti atau informasi yang menjelaskan secara pasti sosok Entjik Minah. Namun, cerita-cerita turun temurun menyebutkan bahwa makam ini kerap dikunjungi oleh para penjudi yang berharap mendapatkan angka togel. Endang Retno (73), warga setempat, mengungkapkan bahwa Kampung Tukangan Wetan, yang dulunya bernama Glindingan, konon merupakan kompleks pemakaman. Namun, ketika orang tuanya datang dari Ambarawa pada tahun 1945, kampung ini sudah menjadi permukiman. Endang sendiri hanya dapat berspekulasi tentang identitas Entjik Minah, menduga kemungkinan asal usulnya dari Sumatera atau keturunan Tionghoa, sama seperti dirinya. Ia juga menceritakan maraknya peziarah yang datang, tidak hanya untuk mencari angka togel, tetapi juga beberapa di antaranya mengalami kesurupan. Fenomena ini sebagian besar melibatkan warga luar Kampung Tukangan Wetan.

Andy Setiawan (76), warga lainnya, berbagi kisah tentang renovasi makam Entjik Minah. Ia dan seorang tetangga telah meninggikan dan merenovasi makam yang awalnya terbuat dari batu pipih sederhana. Renovasi yang dilakukan pada masa lalu dengan biaya Rp 75.000, kini diperkirakan akan menghabiskan biaya hingga Rp 700.000. Baik Andy maupun Endang mengaku tidak mengetahui sejarah pasti Entjik Minah. Uniknya, warga setempat memilih untuk tidak memindahkan makam tersebut ke tempat pemakaman umum, karena dianggap keramat.

Makam Entjik Minah bukan hanya sekadar tempat peristirahatan terakhir, melainkan juga sebuah jendela yang membuka cerita tentang sejarah dan kehidupan masyarakat di kawasan Pasar Rejowinangun. Adanya makam ini di tengah keramaian pasar menjadi sebuah paradoks yang menarik, menyiratkan adanya perpaduan antara kehidupan modern dan misteri masa lalu yang masih terjaga hingga saat ini. Catatan pemugaran pada 17 Agustus 1976 menjadi satu-satunya informasi tertulis yang tersedia, menambah misteri dan tantangan bagi siapa pun yang ingin mengungkap lebih banyak tentang sosok Entjik Minah dan sejarahnya.

  • Kisah ini menjadi bukti nyata bagaimana cerita rakyat dan mitos dapat terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.
  • Makam Entjik Minah juga menjadi refleksi dari perubahan sosial dan budaya di Magelang, khususnya di kawasan Pasar Rejowinangun.
  • Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap identitas Entjik Minah dan sejarah makam tersebut secara lebih detail.