Perang Dagang Memanas: China Tingkatkan Tarif Balasan Hingga 125% Merespon Kenaikan Tarif AS
Perang Dagang Memanas: China Tingkatkan Tarif Balasan Hingga 125% Merespon Kenaikan Tarif AS
Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali meningkat tajam setelah Beijing mengumumkan kenaikan tarif impor terhadap produk-produk AS hingga mencapai 125%. Langkah ini merupakan respons langsung terhadap kebijakan Washington yang lebih dulu menaikkan tarif terhadap barang-barang impor dari China menjadi 104% dan kemudian 145%. Aksi saling balas ini semakin memperdalam kekhawatiran akan dampak negatif perang dagang terhadap ekonomi global.
Pemerintah China, melalui juru bicara Kementerian Keuangan, mengecam keras tindakan AS. Mereka menilai bahwa eskalasi tarif yang dilakukan oleh pemerintahan Trump tidak memiliki dasar ekonomi yang rasional dan menyebutnya sebagai "lelucon dalam sejarah ekonomi dunia." Juru bicara tersebut bahkan menyatakan bahwa dengan tarif yang sudah sangat tinggi, produk-produk AS akan kehilangan pasarnya di China. Ancaman lebih lanjut juga dilontarkan bahwa Beijing akan mengabaikan kenaikan tarif lebih lanjut dari AS.
Tanggapan Analis dan Retorika yang Meningkat
Reaksi terhadap eskalasi ini beragam. Zhiwei Zhang, kepala ekonom Pinpoint Asset Management, berpendapat bahwa tidak ada gunanya melanjutkan aksi saling balas tarif. Ia mengindikasikan bahwa kedua negara telah mencapai titik di mana kenaikan tarif lebih lanjut tidak akan efektif.
Namun, retorika dari kedua belah pihak menunjukkan bahwa perang dagang masih jauh dari kata selesai. Juru bicara Kementerian Perdagangan China juga menuduh AS menggunakan tarif sebagai senjata untuk intimidasi dan pemaksaan, yang justru memperburuk situasi dan menjadi "bahan tertawaan".
Kemandirian China dan Fokus Internal
Di tengah meningkatnya ketegangan, Presiden Xi Jinping menegaskan bahwa China akan tetap fokus pada pembangunan ekonomi internal dan tidak akan terpengaruh oleh tekanan eksternal. Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, Xi Jinping menekankan bahwa pembangunan China selama lebih dari 70 tahun didasarkan pada kemandirian dan kerja keras, bukan pada bantuan atau takut pada penindasan dari pihak lain. Ia menegaskan bahwa China akan terus percaya diri dan fokus pada urusannya sendiri, terlepas dari perubahan lingkungan eksternal.
Dampak Potensial dan Prospek ke Depan
Eskalasi perang dagang ini berpotensi memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi global. Kenaikan tarif dapat menyebabkan harga barang-barang konsumen meningkat, mengganggu rantai pasokan global, dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Investor dan pelaku pasar akan terus memantau perkembangan situasi ini dengan cermat, mencari tanda-tanda potensi resolusi atau eskalasi lebih lanjut.
Berikut adalah poin-poin utama yang perlu diperhatikan:
- Kenaikan Tarif: China menaikkan tarif balasan hingga 125% terhadap produk AS.
- Kritik China: Pemerintah China mengecam kebijakan tarif AS sebagai tidak rasional.
- Fokus Internal: Xi Jinping menekankan kemandirian dan fokus internal China.
- Dampak Global: Perang dagang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi global.