Investor Tetap Bergairah: 32 Perusahaan Antre IPO di Tengah Volatilitas Pasar Modal
Gelombang IPO Terus Berlanjut di Tengah Dinamika Pasar
Di tengah fluktuasi pasar saham global dan domestik, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan bahwa minat perusahaan untuk melantai di bursa (Initial Public Offering/IPO) masih tinggi. Hingga pertengahan April 2025, tercatat 32 perusahaan tengah mengantre untuk menawarkan sahamnya kepada publik. Fenomena ini menunjukkan optimisme emiten terhadap prospek pasar modal Indonesia, meskipun dibayangi oleh berbagai tantangan ekonomi.
I Gede Nyoman Yetna, Direktur Penilaian Perusahaan BEI, mengungkapkan bahwa dari 32 perusahaan yang berada dalam pipeline IPO, sebagian besar berasal dari sektor barang konsumen primer (kebutuhan pokok) dan kesehatan. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor-sektor defensif, yang cenderung lebih stabil dan tidak terlalu terpengaruh oleh gejolak ekonomi, masih menjadi incaran investor. Data BEI menunjukkan:
- Sektor Barang Konsumen Primer: 7 Perusahaan
- Sektor Kesehatan: 5 Perusahaan
- Sektor Barang Konsumen Non-Primer: 4 Perusahaan
- Sektor Industri: 4 Perusahaan
- Sektor Energi: 3 Perusahaan
- Sektor Keuangan: 3 Perusahaan
- Sektor Transportasi & Logistik: 3 Perusahaan
- Sektor Teknologi: 1 Perusahaan
- Sektor Infrastruktur: 1 Perusahaan
- Sektor Barang Baku: 1 Perusahaan
Dari sisi skala aset, mayoritas perusahaan yang akan IPO termasuk dalam kategori menengah (aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar), sesuai dengan klasifikasi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 53/POJK.04/2017. Rinciannya adalah sebagai berikut:
- Aset Menengah (Rp50 Miliar - Rp250 Miliar): 17 Perusahaan
- Aset Besar (Di atas Rp250 Miliar): 12 Perusahaan
- Aset Kecil (Di bawah Rp50 Miliar): 3 Perusahaan
Penerbitan Obligasi dan Rights Issue Turut Meramaikan Pasar Modal
Selain IPO, aktivitas penerbitan obligasi korporasi (EBUS) dan rights issue juga menunjukkan geliat pasar modal. Hingga 10 April 2025, terdapat 37 emisi EBUS dari 27 penerbit dengan total nilai Rp50,1 triliun. BEI mencatat, masih ada 47 emisi EBUS dari 36 penerbit yang siap meluncurkan surat utang baru.
Sementara itu, untuk aksi korporasi rights issue, dua perusahaan telah berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp470 miliar. Empat perusahaan lainnya masih dalam antrean rights issue, yang berasal dari sektor barang baku, energi, dan kesehatan. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan-perusahaan terus berupaya untuk memperkuat struktur permodalan dan mengembangkan bisnis mereka melalui berbagai instrumen di pasar modal, meskipun kondisi ekonomi global masih penuh ketidakpastian. Semangat perusahaan untuk berkembang memberikan sinyal positif bagi investor dan perekonomian Indonesia secara keseluruhan.