BEI Siapkan Jurus Ampuh Redam Dampak Tarif Impor AS: Strategi Jangka Pendek dan Panjang Disiapkan

Antisipasi Dampak Tarif Impor AS, BEI Susun Strategi Jitu

Jakarta, Indonesia - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bergerak cepat menyusun serangkaian strategi komprehensif untuk memitigasi potensi dampak negatif dari kebijakan tarif impor yang diterapkan Amerika Serikat terhadap Indonesia. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap pengenaan tarif sebesar 32% oleh pemerintahan Presiden Donald Trump, yang dikhawatirkan dapat mempengaruhi kinerja pasar modal Indonesia.

Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menjelaskan bahwa strategi yang disiapkan mencakup pendekatan jangka pendek dan jangka panjang. Hal ini dilakukan untuk memberikan perlindungan maksimal kepada investor dan menjaga stabilitas pasar modal di tengah ketidakpastian global.

Strategi Jangka Pendek: Menjaga Kepercayaan Pasar dan Fleksibilitas Regulasi

Fokus utama strategi jangka pendek adalah menjaga kepercayaan pelaku pasar melalui komunikasi yang transparan dan efektif. BEI menyadari bahwa sentimen pasar sangat dipengaruhi oleh tiga faktor utama:

  • Faktor Global: Kondisi ekonomi dan politik global, termasuk kebijakan perdagangan internasional.
  • Faktor Domestik: Kondisi ekonomi dan politik dalam negeri.
  • Fundamental Perusahaan: Kinerja keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan tercatat.

Oleh karena itu, BEI berupaya aktif mengedukasi investor dan menyampaikan narasi positif mengenai fundamental perusahaan-perusahaan di Indonesia yang secara umum menunjukkan kinerja yang solid. Hal ini dilakukan dengan menggandeng media dan para ekonom untuk memberikan informasi yang akurat dan terpercaya.

Selain itu, BEI juga melakukan penyesuaian terhadap aturan perdagangan untuk meningkatkan fleksibilitas dan melindungi investor. Beberapa langkah yang telah diambil antara lain:

  • Penyesuaian Trading Halt: Menyesuaikan batasan penghentian perdagangan sementara untuk merespon volatilitas pasar.
  • Penyesuaian Auto Rejection Bawah (ARB): Menetapkan batas ARB sebesar 8% untuk menjaga keseimbangan antara perlindungan pasar, efisiensi, dan likuiditas.
  • Relaksasi Buyback Saham: Memberikan kemudahan bagi emiten untuk melakukan pembelian kembali saham tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), sesuai dengan relaksasi yang diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

BEI juga akan meningkatkan pengawasan pasar terhadap transaksi yang mencurigakan atau tidak wajar untuk mencegah potensi kepanikan pasar dan praktik market abuse.

Strategi Jangka Panjang: Diversifikasi Produk dan Peningkatan Infrastruktur

Untuk jangka panjang, BEI fokus pada penguatan fundamental pasar modal melalui:

  • Diversifikasi Produk: Menawarkan produk-produk investasi baru seperti Single Stock Future, ETF (Exchange Traded Fund), dan ETF Gold untuk memberikan fleksibilitas lebih kepada investor dan mengurangi ketergantungan pada saham konvensional.
  • Peningkatan Kualitas dan Efisiensi Proses IPO: Mempermudah dan mempercepat proses penawaran umum perdana saham (IPO) untuk menarik lebih banyak perusahaan berkualitas ke pasar modal.
  • Peningkatan Likuiditas: Berupaya meningkatkan volume perdagangan dan likuiditas pasar melalui berbagai inisiatif.
  • Modernisasi Infrastruktur Perdagangan: Meningkatkan kapasitas dan efisiensi sistem perdagangan. Diharapkan pada tahun 2026, kapasitas perdagangan BEI akan meningkat tiga kali lipat dari kapasitas saat ini.
  • Peningkatan Partisipasi Investor Institusi: Mendorong partisipasi investor institusi, baik domestik maupun asing, untuk memperkuat stabilitas dan kedalaman pasar.

Dengan serangkaian strategi ini, BEI berharap dapat meminimalisir dampak negatif dari kebijakan tarif impor AS dan menjaga pasar modal Indonesia tetap atraktif bagi investor. Kerjasama erat dengan OJK dan para pemangku kepentingan lainnya menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan global ini.