Ratusan Pendulang Emas Mengungsi ke Asmat Akibat Serangan KKB di Yahukimo, Evakuasi Korban Terus Berlanjut

Ratusan Pendulang Emas Mengungsi Akibat Serangan KKB di Yahukimo

Gelombang pengungsian massal terjadi di wilayah Papua Pegunungan, tepatnya di Yahukimo, pasca-serangan brutal yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap para pendulang emas. Sebanyak 125 orang dilaporkan telah meninggalkan Yahukimo dan mencari perlindungan di Kabupaten Asmat, Papua Selatan. Aksi ini merupakan buntut dari serangan KKB yang terjadi pada 6-7 April 2025, yang menyasar para pekerja tambang emas di Lokasi 22 dan Muara Kum, sepanjang aliran Sungai Silet.

Menurut laporan, serangan tersebut mengakibatkan jatuhnya korban jiwa sebanyak 11 orang, sementara ratusan lainnya berhasil melarikan diri dari kejaran KKB. Aparat keamanan dari TNI dan Polri bergerak cepat untuk melakukan evakuasi terhadap para korban selamat. Evakuasi difokuskan di Kampung Mabul, Distrik Koroway, Kabupaten Asmat, yang menjadi tempat pertama para pengungsi mencari pertolongan.

Proses Evakuasi dan Kondisi Para Pengungsi

Kapolres Asmat, AKBP Wahyu Basuki, menjelaskan bahwa Kampung Mabul merupakan wilayah terdekat yang berbatasan langsung dengan Yahukimo, sehingga menjadi tujuan utama para pengungsi. Proses evakuasi dilakukan secara bertahap. Awalnya, 35 orang berhasil dievakuasi pada Selasa (8/4), disusul kemudian 90 orang lainnya yang sebelumnya sempat bersembunyi di dalam hutan.

"Mereka sempat terhambur di hutan sebelum tiba di Kampung Mabul," ujar AKBP Wahyu, menggambarkan kondisi para pengungsi yang harus berjuang menyelamatkan diri. Para pendulang emas ini terpaksa menempuh perjalanan kaki puluhan kilometer, melintasi hutan belantara selama 2 hingga 4 hari.

Setibanya di Kampung Mabul, para korban pengungsian segera mendapatkan penanganan medis. Seorang warga bahkan harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka akibat terkena panah saat dikejar oleh KKB. Selain itu, sebagian pengungsi memilih untuk melanjutkan perjalanan ke Distrik Agats dan Distrik Suator, untuk mencari perlindungan di rumah keluarga mereka.

"Yang tidak ada rumahnya sementara di Mabul, tetapi ada yang di Suator, ada yang di Agats. Tadi ada sekitar 20 atau 25 orang itu yang bergeser. Untuk sementara anggota lagi pendataan," terang AKBP Wahyu, menjelaskan perihal pendataan pengungsi.

Di antara ratusan pengungsi, terdapat warga yang berasal dari berbagai daerah, mulai dari Sulawesi Selatan hingga Gorontalo. Pihak kepolisian memastikan bahwa seluruh pendulang emas telah meninggalkan lokasi penyerangan dan berhasil melarikan diri dari kejaran KKB.

Penemuan Jenazah Korban dan Pengejaran Pelaku

Satgas Damai Cartenz melaporkan bahwa aparat gabungan TNI dan Polri telah menemukan 9 jenazah korban pembantaian KKB di Yahukimo. Namun, proses evakuasi terhadap 5 jenazah terkendala oleh kondisi cuaca yang tidak memungkinkan.

Kombes Yusuf Sutejo, Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2025, menjelaskan bahwa 4 jenazah telah berhasil dievakuasi, dua di antaranya telah divisum di RSUD Dekai. Proses evakuasi terhadap jenazah lainnya akan dilanjutkan setelah kondisi cuaca membaik.

Selain itu, aparat keamanan juga berhasil mengevakuasi pasangan suami istri (pasutri) yang sempat disandera oleh KKB. Keduanya telah diterbangkan ke Bandara Dekai dan menjalani pemeriksaan kesehatan.

Aparat gabungan TNI-Polri saat ini masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku pembantaian. KKB yang bertanggung jawab atas serangan ini diduga mengatasnamakan diri sebagai Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Ndugama.

Brigjen Faizal Ramadhani, Kepala Operasi Damai Cartenz-2025, menegaskan komitmennya untuk menindak tegas para pelaku. Ia mengecam aksi brutal tersebut sebagai pelanggaran hak asasi manusia.

Daftar Evakuasi

Berikut adalah daftar evakuasi korban selamat:

  • Tahap 1: 35 orang dievakuasi ke Kampung Mabul pada Selasa (8/4)
  • Tahap 2: 90 orang dievakuasi ke Kampung Mabul pada Kamis (10/4)
  • Pasutri yang disandera KKB dievakuasi ke Bandara Dekai pada Jumat (11/4)

Situasi Terkini

Situasi di Yahukimo masih mencekam pasca serangan KKB. Aparat keamanan terus meningkatkan patroli dan penjagaan di sejumlah titik rawan untuk menjamin keamanan warga. Pemerintah daerah dan aparat terkait terus berupaya memberikan bantuan dan dukungan kepada para pengungsi, serta memulihkan kondisi keamanan di wilayah tersebut. Upaya penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan terus dilakukan untuk memberikan rasa keadilan bagi para korban dan keluarga mereka.