Indonesia Bersiap Hadapi Peralihan Musim: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem

Peralihan Musim: Indonesia Waspada Potensi Cuaca Ekstrem

Memasuki bulan April 2025, Indonesia mulai bersiap menghadapi peralihan musim atau yang lebih dikenal dengan masa pancaroba. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi selama masa transisi ini.

Kondisi Atmosfer yang Dinamis

Menurut data BMKG, sekitar 57,7% wilayah Indonesia atau setara dengan 403 Zona Musim (ZOM) diprediksi memasuki musim kemarau antara bulan April hingga Juni 2025. Peralihan ini ditandai dengan perubahan pola cuaca yang signifikan dan berpotensi menimbulkan dampak yang merugikan.

Selama masa pancaroba, karakteristik cuaca yang perlu diwaspadai adalah:

  • Hujan Lokal dengan Intensitas Tinggi: Hujan cenderung terjadi pada siang hingga sore hari dengan durasi singkat namun intensitasnya tinggi. Hal ini disebabkan oleh pemanasan permukaan yang memicu pembentukan awan konvektif Cumulonimbus (Cb).
  • Potensi Cuaca Ekstrem: Pembentukan awan Cb dapat memicu terjadinya hujan lebat disertai petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es.
  • Perubahan Suhu yang Signifikan: Perbedaan suhu antara siang dan malam hari dapat terasa lebih ekstrem.

Imbauan dan Rekomendasi BMKG

Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem selama masa pancaroba. Berikut adalah beberapa langkah antisipasi yang direkomendasikan oleh BMKG:

  • Pantau Informasi Cuaca Terkini: Selalu perbarui informasi cuaca dari sumber terpercaya seperti website resmi BMKG (https://www.bmkg.go.id), aplikasi InfoBMKG, dan media sosial @infobmkg.
  • Amankan Benda-Benda di Luar Rumah: Pastikan benda-benda yang mudah terbawa angin, seperti atap seng, pot tanaman, atau papan reklame, telah diamankan dengan baik.
  • Hindari Berteduh di Bawah Pohon atau Baliho Rapuh: Saat hujan deras disertai angin kencang, hindari berteduh di bawah pohon atau baliho yang sudah rapuh karena berpotensi tumbang atau roboh.
  • Waspada Terhadap Banjir dan Tanah Longsor: Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah rawan banjir atau tanah longsor, segera lakukan evakuasi jika terjadi hujan deras secara terus-menerus.

Analisis Dinamika Atmosfer

BMKG juga memantau dinamika atmosfer yang memengaruhi kondisi cuaca di Indonesia. Aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) diperkirakan terjadi di wilayah barat Aceh hingga Papua utara, termasuk Laut Cina Selatan dan perairan timur Indonesia. Selain itu, gelombang atmosfer seperti Kelvin, Rossby Ekuator, dan Low Frequency juga berpotensi meningkatkan pembentukan awan konvektif dan sirkulasi siklonik di wilayah Indonesia tengah hingga utara.

Sistem tekanan rendah diprakirakan terbentuk di Teluk Benggala, sementara sirkulasi siklonik terpantau di Kalimantan Selatan, Laut Arafura, dan Samudra Pasifik utara Papua. Kondisi ini memicu terbentuknya daerah konvergensi dan konfluensi yang berpotensi memicu hujan intensitas tinggi di berbagai wilayah.

Prospek Cuaca Hingga Pertengahan April 2025

BMKG memprediksi bahwa wilayah Indonesia masih akan didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan hingga pertengahan April 2025. Beberapa wilayah perlu mewaspadai potensi peningkatan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, yaitu:

  • Hujan Lebat: Sumatra Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Papua Pegunungan.
  • Angin Kencang: Aceh, Riau, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.

Dengan informasi ini, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan mempersiapkan diri menghadapi potensi cuaca ekstrem selama masa pancaroba.