Nilai Rupiah Melemah, Harga Kedelai Impor di Sragen Merangkak Naik
Harga Kedelai Impor di Sragen Terpengaruh Pelemahan Rupiah
Sragen, Jawa Tengah - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mulai memberikan dampak pada harga komoditas impor, khususnya kedelai, di Kabupaten Sragen. Dalam beberapa hari terakhir, harga kedelai impor terpantau mengalami kenaikan secara bertahap, memicu kekhawatiran di kalangan perajin tahu dan tempe yang sangat bergantung pada bahan baku impor ini.
Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen telah meningkatkan pemantauan intensif terhadap pergerakan harga kedelai impor di tiga pasar besar di wilayah tersebut. Pemantauan ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut dari pelemahan rupiah terhadap kelangsungan usaha para perajin tahu dan tempe.
Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Diskumindag Sragen, R Widya Budi Mudhita, menjelaskan bahwa meskipun belum terjadi lonjakan harga yang signifikan, tren kenaikan harga kedelai impor sudah mulai terlihat. Berikut adalah rincian pergerakan harga kedelai impor berdasarkan pantauan Diskumindag Sragen:
- 7 April 2025: Rp 8.950 per kilogram
- 9 April 2025: Rp 9.200 per kilogram
- 10 April 2025: Rp 9.450 per kilogram
- 11 April 2025: Rp 9.550 per kilogram
"Kami terus memantau pergerakan harga kedelai impor secara harian," ujar Widya. "Meskipun kenaikan harga saat ini belum sepenuhnya disebabkan oleh pelemahan rupiah, faktor lain seperti pasokan dan cuaca juga turut mempengaruhi fluktuasi harga di pasaran."
Widya menambahkan bahwa Diskumindag Sragen akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan ketersediaan kedelai impor dan menjaga stabilitas harga di tingkat perajin. Upaya ini penting untuk melindungi industri tahu dan tempe yang merupakan sektor penting dalam perekonomian lokal.
Para perajin tahu dan tempe di Sragen mayoritas menggunakan kedelai impor karena beberapa alasan, diantaranya:
- Ketersediaan Pasokan: Pasokan kedelai impor lebih stabil dan mudah didapatkan dibandingkan kedelai lokal.
- Kualitas: Kedelai impor dinilai lebih cocok untuk proses pembuatan tahu dan tempe karena menghasilkan lebih banyak produk (lebih "babar").
Sementara itu, berdasarkan data terkini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi akan bergerak di kisaran Rp 16.765 - Rp 16.823 per dolar AS. Kondisi ini menuntut kewaspadaan dan antisipasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan pelaku usaha, untuk meminimalkan dampak negatif terhadap perekonomian.