Kisah Ahmad Khoiri: Anak Pengayuh Becak Menangkan Sayembara Kaus Marimas Berhadiah Puluhan Juta Rupiah

Kisah Ahmad Khoiri: Anak Pengayuh Becak Menangkan Sayembara Kaus Marimas Berhadiah Puluhan Juta Rupiah

Sebuah kisah unik dan mengharukan terjadi di Semarang, Jawa Tengah. Ahmad Khoiri (36), seorang warga Pekalongan, tak menyangka bahwa kaus lawas yang tersimpan di bawah lemari rumahnya ternyata adalah harta karun yang membawanya menjadi pemenang sayembara berhadiah Rp 30 juta dari Harjanto Halim, pemilik perusahaan minuman kemasan Marimas.

Awal Mula Sayembara

Harjanto Halim, sosok di balik kesuksesan Marimas, ternyata menyimpan kenangan mendalam tentang kaus yang pernah ia desain dan sebarkan pada tahun 1995. Kaus berwarna putih dengan list hijau di leher dan lengan itu, menampilkan logo Marimas di bagian depan dan tulisan 'Parade Becak Semarang' di bagian belakang. Sebagai bagian dari perayaan 30 tahun Marimas, Harjanto mengadakan sayembara untuk mencari kaus tersebut, dengan hadiah menggiurkan.

Perjuangan Mencari Kaus Kenangan

Tak disangka, kaus yang dicari Harjanto justru berada di tangan Ahmad Khoiri, seorang karyawan koperasi yang juga anak dari seorang pengayuh becak. Khoiri ingat betul bagaimana ayahnya, Damiri (70), mendapatkan kaus itu pada tahun 1995 dari seseorang yang membagikannya di jalanan Kota Semarang. Setelah beberapa bulan, Damiri memberikan kaus tersebut kepada Khoiri.

Khoiri mengetahui adanya sayembara dari media sosial. Ia kemudian menghubungi Harjanto melalui pesan singkat dan menceritakan tentang kaus yang ia miliki. Namun, kaus tersebut sedang berada di tangan adiknya yang tinggal di Jakarta. Setelah menunggu adiknya pulang, Khoiri bersama-sama mencari kaus itu di rumah mereka.

"Nunggu adik pulang dulu dari Jakarta. Terus ketemu di bawah lemari. Ketemu dua hari sebelum Lebaran," ungkap Khoiri.

Keraguan Berbuah Rezeki

Meskipun kaus sudah ditemukan, Khoiri sempat ragu untuk menghubungi Harjanto. Ia merasa tidak percaya diri karena kondisi kaus yang sudah lusuh. Sempat dicuci, noda pada kaus tersebut tetap membandel. Keraguan itu sempat membuatnya menunda pengiriman foto kaus.

"Ya pertama ragu karena harganya benar Rp 30 juta tidak. Terus kan wujudnya seperti itu, kan nggak enak ya, kayak nggak pantas aja," kata Khoiri.

Namun, sehari sebelum Idul Fitri, Harjanto menghubungi Khoiri karena batas waktu sayembara akan segera berakhir. Khoiri akhirnya memberanikan diri mengirimkan foto kaus tersebut. Tak disangka, Harjanto justru sangat antusias dan menyatakan bahwa kaus tersebut adalah kaus yang ia cari.

Pertemuan yang Mengharukan

Acara penyerahan hadiah berlangsung di kantor Marimas, Kawasan Industri Candi Semarang. Khoiri datang bersama ayahnya, Damiri. Harjanto Halim menyambut mereka dengan hangat. Pertemuan itu menjadi momen yang mengharukan, terutama bagi Damiri yang tak menyangka kaus pemberiannya dulu kini bernilai puluhan juta rupiah.

"Waktu itu di Jalan Thamrin, ada orang naik mobil bagi-bagi kaos. Saya bawa pulang ke Pekalongan, enam bulan kemudian saya kasihkan anak saya," kenang Damiri.

Kaus sebagai Saksi Sejarah

Harjanto Halim mengaku sangat bahagia karena kaus pertama Marimas akhirnya ditemukan. Ia menganggap kaus tersebut sebagai saksi sejarah perjalanan Marimas selama 30 tahun. Ia berencana memajang kaus tersebut di pigura akrilik agar bisa dilihat oleh semua orang.

"Nggak papa kayak gini, autentik. Akan saya pajang pakai pigura aklirik, jadi bisa kelihatan depan belakang. Pertama saya pasang dulu di kantor untuk disawang-sawang (dilihat). Kalau sudah nanti carikan tempat," jelas Harjanto.

Selain sayembara kaus, Harjanto juga mengundang karyawan yang bekerja sejak tahun 1995 ke acara Halal Bihalal di kantor Marimas. Hal itu sebagai bentuk apresiasi dan temu kangen dalam rangka merayakan 30 tahun Marimas.

Kisah Ahmad Khoiri dan kaus Marimas ini menjadi bukti bahwa rezeki bisa datang dari arah yang tak terduga. Selain itu, kisah ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menghargai sejarah dan kenangan, karena di dalamnya tersimpan nilai yang tak ternilai harganya.

Pelajaran dari Kisah Ini

  • Keberuntungan bisa datang dari hal-hal sederhana: Kaus lusuh yang tersimpan di bawah lemari ternyata membawa rezeki nomplok bagi Ahmad Khoiri.
  • Jangan ragu untuk mencoba: Meskipun sempat ragu, Khoiri akhirnya memberanikan diri mengikuti sayembara dan berhasil memenangkannya.
  • Hargai sejarah dan kenangan: Kaus Marimas bukan hanya sekadar pakaian, tetapi juga saksi sejarah perjalanan sebuah perusahaan.
  • Kekeluargaan dan kebersamaan: Acara Halal Bihalal yang diadakan Marimas menunjukkan pentingnya menjaga hubungan baik antar karyawan dan merayakan kebersamaan.