Tragedi Yahukimo: Ratusan Pendulang Emas Mengungsi Akibat Serangan Brutal KKB di Sungai Silet
Tragedi Yahukimo: Ratusan Pendulang Emas Mengungsi Akibat Serangan Brutal KKB di Sungai Silet
Ratusan pendulang emas menjadi korban selamat dari serangan brutal yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di area pendulangan emas sepanjang aliran Sungai Silet, Yahukimo, Papua Pegunungan, kini mencari perlindungan di Kabupaten Asmat, Papua Selatan. Aksi kekerasan yang terjadi pada awal April 2025 itu memaksa sekitar 125 orang meninggalkan tempat tinggal dan pekerjaan mereka, mencari keamanan di tengah trauma mendalam.
Kesaksian Korban Selamat
Salah seorang pengungsi yang berhasil selamat menggambarkan kengerian saat KKB menyerbu lokasi pendulangan. Menurut kesaksiannya, kelompok bersenjata itu datang secara tiba-tiba dan langsung melakukan penyerangan tanpa ampun. Para pelaku, dilengkapi dengan senjata tajam dan senjata api, tidak hanya menyasar para pendulang emas, tetapi juga perempuan yang bertugas menyiapkan makanan di lokasi tersebut. Situasi panik memaksa para pekerja berhamburan melarikan diri ke dalam hutan untuk menyelamatkan diri.
"Mereka datang tiba-tiba dan langsung menyerang. Kami tidak punya kesempatan untuk melawan," ujar seorang saksi mata yang identitasnya dirahasiakan karena alasan keamanan.
Evakuasi dan Penampungan Pengungsi
Kapolres Asmat, AKBP Wahyu Basuki, membenarkan adanya gelombang pengungsi yang tiba di wilayahnya. Para korban selamat dievakuasi ke Kampung Mabul, Distrik Koroway, Asmat, setelah berhari-hari berjalan kaki menembus hutan belantara. Namun, karena alasan keamanan dan keterbatasan fasilitas, sebagian besar pengungsi kemudian dipindahkan ke Distrik Suator.
"Di Suator, para pengungsi ditampung di fasilitas-fasilitas pemerintah seperti kantor Koramil, Polsek, dan rumah distrik. Kami berupaya memberikan tempat yang aman dan kondusif bagi mereka," jelas AKBP Wahyu Basuki.
Kepolisian dan pemerintah daerah setempat berkoordinasi untuk memastikan kebutuhan dasar para pengungsi terpenuhi, termasuk makanan, air bersih, dan pelayanan kesehatan. Upaya trauma healing juga dilakukan untuk membantu para korban mengatasi dampak psikologis akibat kejadian tersebut.
Kronologi Serangan dan Jumlah Korban
Serangan KKB terhadap para pendulang emas terjadi selama dua hari berturut-turut, pada tanggal 6 dan 7 April 2025, di Lokasi 22 dan Muara Kum, sepanjang aliran Sungai Silet, Yahukimo. Aksi brutal tersebut menyebabkan setidaknya 11 pendulang emas tewas akibat luka tembak, panah, dan tikaman.
Satgas Damai Cartenz melaporkan bahwa sebagian jenazah korban telah berhasil dievakuasi, sementara proses evakuasi jenazah lainnya masih terkendala oleh kondisi cuaca dan faktor keamanan.
Daftar Korban dan Proses Evakuasi:
- Total Korban Tewas: 11 orang
- Jenazah Dievakuasi (hingga 12 April 2025): 4 orang
- Jenazah Menunggu Evakuasi: 5 orang (terkendala cuaca dan keamanan)
Kombes Yusuf Sutejo, Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz 2025, menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya mengevakuasi seluruh jenazah korban dan melakukan investigasi mendalam terkait insiden tersebut.
Upaya Penegakan Hukum dan Stabilitas Keamanan
Pihak kepolisian dan TNI meningkatkan patroli dan pengamanan di wilayah Yahukimo dan sekitarnya untuk mencegah terjadinya serangan susulan dan menjaga stabilitas keamanan. Upaya pengejaran terhadap pelaku penyerangan juga terus dilakukan.
"Kami akan bertindak tegas terhadap KKB dan kelompok-kelompok lain yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat," tegas seorang perwira TNI yang bertugas di wilayah tersebut.
Kejadian ini menjadi pengingat akan tantangan keamanan yang masih dihadapi di wilayah Papua, serta pentingnya upaya komprehensif untuk mengatasi akar masalah konflik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.