Antraks Gunungkidul: Pasar Hewan Siyono Harjo Perketat Pengawasan, Transaksi Tetap Bergairah Jelang Idul Adha

Gunungkidul, Yogyakarta – Meskipun kasus antraks telah terdeteksi pada hewan ternak di Kabupaten Gunungkidul, aktivitas jual beli di Pasar Hewan Siyono Harjo, Playen, terpantau tetap ramai. Pemerintah daerah dan pengelola pasar mengambil langkah antisipasi dengan memperketat pengawasan dan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran penyakit.

Pengawasan Diperketat di Pintu Masuk Pasar

Kepala UPT Puskeswan Playen, Aris Hidayat, menjelaskan bahwa setiap kendaraan pengangkut hewan ternak, baik sapi maupun kambing, wajib melewati kolam dumping yang berisi desinfektan. Selain itu, penyemprotan desinfektan juga dilakukan secara menyeluruh di atas dan samping kendaraan.

"Setiap hewan ternak yang masuk pasar harus melewati pintu masuk yang sudah disemprot desinfektan. Hal ini wajib dilakukan untuk meminimalisir potensi penyebaran penyakit," ujar Aris saat ditemui di Pasar Hewan Siyono Harjo, Sabtu (12/04/2025).

Selain disinfeksi, petugas juga melakukan pemeriksaan kesehatan secara intensif terhadap setiap hewan ternak yang masuk pasar. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa hewan yang diperjualbelikan dalam kondisi sehat dan bebas dari penyakit.

"Hingga saat ini, belum ditemukan adanya hewan ternak yang terindikasi penyakit, baik antraks, PMK, maupun penyakit lainnya," tegas Aris.

Aktivitas Pasar Tetap Normal, Penjual Khawatir

Meskipun ada kekhawatiran di kalangan penjual terkait kasus antraks, Aris menyebutkan bahwa aktivitas di Pasar Hewan Siyono Harjo tetap berjalan normal. Bahkan, menjelang Hari Raya Idul Adha, terjadi peningkatan transaksi jual beli hewan kurban.

"Aktivitas pasar cenderung meningkat karena mendekati Idul Adha. Namun, kami memahami adanya kekhawatiran dari para penjual sapi terkait kasus antraks," ungkapnya.

Pihaknya mengimbau kepada para pedagang untuk tidak menjual hewan ternak yang sakit. Hal ini penting untuk mencegah penularan penyakit ke hewan ternak lainnya di pasar.

"Kami mengimbau agar hewan yang masuk pasar dalam kondisi sehat. Jika ada hewan yang sakit, sebaiknya tidak dibawa ke pasar untuk mencegah potensi penularan penyakit," tegas Aris.

Nunuk, seorang penjual hewan asal Mulusan, Wonosari, membenarkan bahwa aktivitas jual beli di pasar masih berjalan normal dan harga hewan ternak juga stabil.

"Alhamdulillah, aktivitas di pasar masih normal dan harga juga tidak turun. Pasar juga tetap ramai," kata Nunuk.

Kismaya, seorang pengunjung pasar, mengaku datang untuk memantau harga hewan ternak menjelang Idul Adha.

"Saya tadi cuma lihat-lihat harga dulu. Pasar ramai dengan penjual sapi," ujarnya.

Pemda DIY Ajukan 7.000 Dosis Vaksin Antraks

Sebagai langkah antisipasi, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah mengusulkan pengadaan 7.000 dosis vaksin antraks kepada Kementerian Pertanian. Vaksin ini akan digunakan untuk mencegah penyebaran kasus antraks yang telah menginfeksi hewan ternak di Kabupaten Gunungkidul.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY, Syam Arjayanti, membenarkan bahwa pihaknya telah mengajukan permohonan vaksin tersebut.

"Kami sudah mengusulkan 7.000 dosis vaksin antraks ke Kementan," ungkap Syam.

Syam menjelaskan bahwa kasus antraks di Gunungkidul telah menginfeksi 26 hewan ternak yang tersebar di dua lokasi, yaitu Rongkop (11 ekor) dan Girisubo (15 ekor). Pemerintah daerah terus berupaya untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini dan melindungi kesehatan hewan ternak di wilayah DIY.

Dengan pengawasan ketat, disinfeksi rutin, dan vaksinasi yang diusulkan, diharapkan Pasar Hewan Siyono Harjo tetap menjadi pusat perdagangan hewan ternak yang aman dan terpercaya bagi masyarakat Gunungkidul dan sekitarnya, terutama menjelang Hari Raya Idul Adha.