Agung Intiland Bidik Peluang E-Commerce dengan Pengembangan Gudang Multifungsi Dekat PIK 2

Ekspansi E-Commerce Picu Pengembangan Gudang Multifungsi di Utara Jakarta

Lonjakan pertumbuhan e-commerce di Indonesia terus mendorong pengembang properti untuk berinovasi dan menghadirkan solusi yang relevan bagi pelaku bisnis online. Agung Intiland, pengembang kawasan industri dan pergudangan terpadu, merespons tren ini dengan mengembangkan gudang baru di Laksana Business Park, lokasi strategis dekat Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2) dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Menurut laporan e-Conomy SEA 2024 yang dianalisis oleh Google Indonesia, sektor e-commerce diproyeksikan menjadi kontributor utama bagi ekonomi digital Indonesia, dengan estimasi nilai mencapai 65 miliar dolar AS pada tahun 2024. Pertumbuhan pesat ini menciptakan permintaan tinggi akan fasilitas pergudangan yang efisien dan terintegrasi.

"Tren terkini menunjukkan bahwa pelaku industri semakin memiliki preferensi yang beragam dalam mencari unit gudang. Konsep multifungsi menjadi yang paling diminati, karena dapat meningkatkan efisiensi operasional," ujar Direktur Utama Agung Intiland, Paberd Leonard Hutagaol. Sejak tahun 2015, Agung Intiland telah mengembangkan proyek komersial, termasuk gudang, yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan, tetapi juga sebagai bagian dari ekosistem bisnis terintegrasi.

Laksana Business Park, proyek perdana dan terbesar dari Agung Intiland, menawarkan solusi bagi pengusaha yang ingin mengembangkan bisnis e-commerce dan usaha lainnya. Didukung oleh rencana pengembangan infrastruktur dan tol, kawasan ini memiliki aksesibilitas yang sangat baik.

Konsep Gudang 4 in 1: Luxima Bizhub

Agung Intiland baru-baru ini meluncurkan cluster gudang terbaru, Luxima Bizhub, dengan konsep gudang 4 in 1. Konsep ini menggabungkan fungsi hunian, kerja, dan berjualan dalam satu atap, memungkinkan pengusaha untuk mengoptimalkan waktu dan biaya operasional.

"Luxima Bizhub dirancang untuk meningkatkan efisiensi waktu dan biaya, karena dapat mengurangi kebutuhan untuk berpindah antara kantor dan rumah," jelas Paberd. Gudang ini sangat cocok untuk pengusaha pemula (startup) dan menengah, dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp 1,9 miliar.

Laksana Business Park: Kawasan Industri dan Pergudangan Terbesar

Laksana Business Park memiliki lahan seluas 1.200 hektare, menjadikannya kawasan industri dan pergudangan terbesar di sisi utara Kabupaten Tangerang dan sisi barat Jakarta. Kawasan ini telah mengantongi perizinan berusaha risiko kawasan industri dan terdaftar di Kementerian Perindustrian, sehingga memenuhi syarat untuk mengakomodasi industri berat.

"Di area seluas 1.200 hektare ini, kami menghadirkan beberapa proyek pengembangan, di antaranya Laksana Business Park 1 yang kavling industrinya telah terjual habis 100 persen, dan kavling industri di Laksana Business Park 2 yang juga sudah ludes 90% sejak diluncurkan di awal tahun 2022," ungkap Paberd.

Visi Pengembangan Berkelanjutan

Sejak berdiri pada tahun 2015, Agung Intiland menganut strategi pengembangan yang selaras dengan rencana induk pembangunan nasional. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan visi sebagai pengembang kawasan industri dan properti berkelanjutan di Indonesia.

"Dengan lokasi yang sangat strategis, ke depannya Agung Intiland juga akan membangun fasilitas hunian, komersial, pendidikan, kesehatan, dan penunjang lain yang akan mengakomodir semua kegiatan dalam satu kawasan. Sehingga nantinya ini akan menjadi kota mandiri yang memiliki konsep one-stop living. Kami sangat optimistis, produk-produk yang kami tawarkan kepada para konsumen akan memberikan dampak dan manfaat yang positif," kata Paberd.

Selain menciptakan nilai ekonomi bagi para pemangku kepentingan, Agung Intiland juga berkomitmen untuk berkontribusi dalam pelestarian lingkungan dan tanggung jawab sosial.

"Sebagai bagian dari visi besar untuk membangun Indonesia yang lebih maju dan berdaya saing tinggi, kami turut mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,2 persen pada tahun 2025 melalui inovasi berkelanjutan dan strategi bisnis yang inklusif," tutup Paberd.