Menhub Tanggapi Penurunan Mobilitas Lebaran 2025: Bukan Indikasi Turunnya Daya Beli

Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi memberikan tanggapan terkait data pergerakan masyarakat selama periode Lebaran 2025. Menurutnya, penurunan sebesar 4,5% dibandingkan tahun sebelumnya tidak serta merta menjadi indikator melemahnya daya beli masyarakat.

"Penurunan ini akan kami analisis lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor penyebabnya. Namun, menurut saya, penurunan sekitar 4-5 persen bukanlah angka yang signifikan untuk dikaitkan langsung dengan penurunan daya beli," ujar Dudy saat ditemui di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, pada hari Sabtu (12/4/2025).

Menhub menjelaskan bahwa terdapat berbagai alternatif bagi masyarakat untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri. Mudik bukanlah satu-satunya pilihan. "Mungkin saja masyarakat memilih untuk merayakan Lebaran di tempat tinggal mereka, seperti di Jakarta. Penurunan 4,5 persen ini tidak signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya," tambahnya.

Data menunjukkan bahwa total perjalanan intra dan antarprovinsi selama Lebaran 2025 mencapai 154.623.632 orang. Angka ini melampaui proyeksi awal yang sebesar 146,67 juta orang atau lebih tinggi 5,6 persen. Akan tetapi, angka realisasi ini lebih rendah 4,69 persen dibandingkan periode Lebaran 2024 yang mencatatkan 162,2 juta orang.

Sebelumnya, Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD DKI Jakarta melaporkan penurunan daya beli di Jakarta hingga 25% selama Lebaran 2025. Ketua APPBI DPD DKI Jakarta, Mualim Wijoyo, menyampaikan bahwa penurunan ini disebabkan oleh preferensi masyarakat untuk mudik atau berlibur ke tempat wisata, daripada berbelanja di pusat perbelanjaan.

Meskipun demikian, sektor kuliner justru mengalami peningkatan. Restoran dan pusat perbelanjaan tetap ramai dikunjungi keluarga yang mencari alternatif makan di luar rumah selama asisten rumah tangga (ART) mereka mudik.

"Kemungkinan besar, karena banyak ART yang pulang kampung, mal dan restoran menjadi solusi bagi sebagian masyarakat," kata Mualim.

Ia juga menyoroti fakta bahwa tidak semua gerai buka selama periode Lebaran, yang turut mempengaruhi aktivitas belanja. Selain itu, kondisi ekonomi global yang belum sepenuhnya pulih sejak tahun 2024 juga diyakini berkontribusi pada penurunan daya beli.

Berikut beberapa faktor yang diindikasikan mempengaruhi dinamika belanja selama libur lebaran:

  • Pergeseran Prioritas Konsumen: Masyarakat lebih memilih mengalokasikan dana untuk mudik dan berlibur.
  • Perubahan Kebiasaan Makan: Keluarga lebih sering makan di luar rumah karena ART mudik.
  • Jam Operasional Toko: Tidak semua toko buka selama libur Lebaran, membatasi kesempatan berbelanja.
  • Kondisi Ekonomi Global: Pemulihan ekonomi yang lambat berdampak pada daya beli.

Kesimpulannya, meskipun terjadi penurunan mobilitas dan indikasi penurunan daya beli di sektor tertentu, Menhub menilai bahwa data ini tidak serta merta mencerminkan penurunan daya beli secara keseluruhan. Analisis lebih lanjut diperlukan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen selama periode Lebaran.