Presiden Prabowo Inisiasi Dialog dengan AS di Tengah Eskalasi Perang Dagang Global
Prabowo Berupaya Jalin Komunikasi dengan Trump di Tengah Perang Dagang AS-China
Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan inisiatifnya untuk menjalin komunikasi dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, di tengah meningkatnya tensi perang dagang antara AS dan China. Upaya ini mencerminkan keinginan Indonesia untuk memainkan peran konstruktif dalam meredakan ketegangan ekonomi global.
Dalam pernyataan yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Sabtu (12/4/2025), Prabowo menjelaskan bahwa permohonan untuk audiensi dengan Trump telah diajukan. "Saya sudah minta waktu (bertemu), mudah-mudahan (bisa)," ungkapnya, mengisyaratkan harapan agar permohonan tersebut dapat segera terealisasi.
Pernyataan ini disampaikan Prabowo setelah menghadiri forum diplomasi penting di Turkiye pada hari Jumat (11/4/2025) waktu setempat. Kehadiran Prabowo di forum tersebut menegaskan komitmen Indonesia dalam menjaga stabilitas dan perdamaian dunia melalui jalur diplomasi.
Menanggapi pertanyaan mengenai posisi Indonesia dalam perang dagang AS-China, Prabowo menegaskan prinsip netralitas dan persahabatan yang seimbang. "Tidak, tidak (tidak akan memihak). Kami menghormati semua negara, AS, China (sama-sama) teman baik kami," tegasnya. Prabowo menekankan bahwa Indonesia memandang baik AS maupun China sebagai mitra strategis. Indonesia berkeinginan untuk menjadi jembatan penghubung yang dapat memfasilitasi dialog dan mencari solusi damai bagi kedua negara.
Kemitraan Strategis dengan China Tetap Berjalan
Prabowo juga meyakinkan bahwa kemitraan strategis antara Indonesia dan China akan tetap berjalan, mengingat hubungan yang telah terjalin sangat erat. "Wah mustahil, mustahil. China sudah terlalu dekat dengan Indonesia," ujarnya, menyoroti kedalaman dan keluasan kerjasama bilateral di berbagai bidang.
Lebih lanjut, Prabowo menyampaikan harapan agar AS dan China dapat segera mencapai kesepakatan yang konstruktif untuk mengakhiri perang dagang. Ia meyakini bahwa penyelesaian konflik ekonomi ini akan memberikan dampak positif bagi stabilitas ekonomi global dan kesejahteraan seluruh negara.
Upaya Diplomasi Intensif Sejak Awal
Menteri Luar Negeri Sugiono menambahkan bahwa permintaan pertemuan antara Prabowo dan Trump sebenarnya telah diajukan sejak lama, tepatnya setelah pelantikan Trump sebagai Presiden AS ke-47 pada Januari 2025. "Kita sudah melayangkan permintaan pertemuan dengan Presiden Trump itu beberapa waktu yang lalu, jauh sebelum (ada kebijakan) tarif," jelas Sugiono.
Awalnya, agenda pertemuan tersebut difokuskan pada pembahasan hubungan bilateral antara Indonesia dan AS. Namun, dengan adanya kebijakan tarif timbal balik yang diterapkan oleh kedua negara, topik perang dagang diperkirakan akan menjadi salah satu agenda utama dalam pembicaraan.
"Ya dengan perkembangan ini pasti itu juga akan dibicarakan. Kita lihat aja nanti," ujar Sugiono, mengisyaratkan fleksibilitas agenda sesuai dengan perkembangan situasi global.
Mengenai waktu pelaksanaan pertemuan, Sugiono menyatakan bahwa Indonesia masih menunggu respons dari pihak AS. "Tergantung kapan diterimanya," ujarnya. "Kalau sudah (diterima), nanti dikasih tahu," pungkas Sugiono, menunjukkan kesiapan Indonesia untuk berdialog kapanpun kesempatan itu diberikan.
Inisiatif Prabowo untuk menjalin komunikasi dengan Trump menunjukkan komitmen Indonesia untuk berkontribusi aktif dalam menciptakan stabilitas dan perdamaian dunia. Melalui diplomasi dan dialog konstruktif, Indonesia berharap dapat membantu meredakan ketegangan dan mendorong kerjasama yang saling menguntungkan di antara semua negara.