Keraguan Pasar Hantui Ambisi Perdagangan Trump: Mungkinkah 150 Kesepakatan dalam 90 Hari?
Keraguan Pasar Hantui Ambisi Perdagangan Trump: Mungkinkah 150 Kesepakatan dalam 90 Hari?
Ambisi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk merundingkan ulang 150 perjanjian perdagangan dalam waktu 90 hari menuai keraguan dari pasar keuangan global. Setelah pengumuman rencana penerapan tarif impor balasan sebagai alat untuk menekan negara lain, Trump dan para penasihatnya mengklaim bahwa puluhan negara telah mengajukan permintaan untuk bernegosiasi. Namun, tenggat waktu yang singkat dan kompleksitas negosiasi perdagangan menimbulkan skeptisisme yang meluas.
Pasar keuangan bereaksi negatif terhadap pengumuman tersebut. Volatilitas meningkat di bursa saham, sementara komoditas minyak, obligasi, dan nilai tukar dolar menunjukkan tanda-tanda ketidakpercayaan terhadap kemampuan Trump untuk mencapai kesepakatan yang komprehensif dalam waktu yang ditentukan. Para analis berpendapat bahwa negosiasi perdagangan internasional biasanya memakan waktu bertahun-tahun, bukan hanya beberapa bulan. Selain itu, mereka mempertanyakan apakah pemerintahan Trump dapat mengatasi perbedaan pendapat yang signifikan dengan berbagai negara dalam waktu yang terbatas.
Meski menghadapi keraguan yang besar, pemerintahan Trump tetap mempertahankan sikap optimis. Menteri Keuangan Scott Bessent mengklaim bahwa lebih dari 70 negara telah meminta pertemuan dengan perwakilan AS untuk membahas potensi pembebasan dari tarif yang diusulkan. Pemerintah AS menyatakan akan memprioritaskan negosiasi dengan sekutu-sekutunya, seperti Korea Selatan dan Jepang.
Namun, tantangan terbesar tetap terletak pada hubungan perdagangan dengan China. Tarif AS terhadap produk-produk China saat ini mencapai 145%, dan pemerintah China telah membalas dengan tarif 125%. Perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia ini telah menimbulkan kerugian besar bagi kedua negara, dan belum ada tanda-tanda bahwa kedua pihak bersedia untuk mundur.
China menyatakan kesediaannya untuk bernegosiasi, tetapi dengan syarat bahwa proses tersebut dilakukan dengan cara yang saling menghormati. Pemerintah China juga mengabaikan peringatan AS untuk tidak menaikkan tarif sebagai tanggapan terhadap tindakan AS.
Beberapa poin penting yang menjadi sorotan:
- Skeptisisme Pasar: Reaksi negatif dari pasar keuangan mencerminkan keraguan terhadap kemampuan Trump untuk mencapai kesepakatan perdagangan yang komprehensif dalam waktu singkat.
- Kompleksitas Negosiasi: Perjanjian perdagangan internasional melibatkan isu-isu yang kompleks dan memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dinegosiasikan.
- Prioritas Sekutu: Pemerintah AS mengindikasikan bahwa mereka akan memprioritaskan negosiasi dengan sekutu-sekutunya, seperti Korea Selatan dan Jepang.
- Tantangan China: Perang dagang antara AS dan China tetap menjadi tantangan terbesar, dengan kedua negara saling memberlakukan tarif yang merugikan.
Secara keseluruhan, ambisi perdagangan Trump menghadapi tantangan yang signifikan. Keraguan pasar, kompleksitas negosiasi, dan ketegangan dengan China menjadi faktor-faktor yang dapat menghambat upaya pemerintah AS untuk mencapai kesepakatan perdagangan yang komprehensif dalam waktu yang ditentukan.