Rahasia Abadi dari Jepang: Filosofi 'Syojin' untuk Hidup Sehat dan Panjang Umur Ala Wanita Berusia Seabad

Rahasia Abadi dari Jepang: Filosofi 'Syojin' untuk Hidup Sehat dan Panjang Umur Ala Wanita Berusia Seabad

Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern yang serba cepat, rahasia umur panjang dan kebahagiaan seringkali dicari dalam inovasi terbaru atau tren kesehatan yang rumit. Namun, seorang pakar gizi Jepang, Michiko Tomioka, mengungkap bahwa kunci kebahagiaan dan umur panjang terletak pada kesederhanaan dan filosofi hidup yang telah teruji oleh waktu. Ia membagikan wawasan berharga tentang bibinya yang berusia 100 tahun, yang mempraktikkan konsep 'Syojin' sebagai landasan hidupnya.

'Syojin', yang secara harfiah berarti pengabdian untuk menjalani hidup sederhana, lebih dari sekadar pola makan; ini adalah pendekatan holistik terhadap kehidupan yang mencakup rasa syukur, kesadaran, dan hubungan yang bermakna. Menurut Tomioka, bibinya adalah perwujudan dari 'Syojin', seorang wanita anggun, elegan, dan damai sepanjang hidupnya.

Berikut adalah pilar-pilar utama filosofi 'Syojin' yang dipraktikkan oleh wanita berusia seabad ini:

  • Menemukan Kebahagiaan dalam Rasa Syukur:

    Setiap hari dimulai dan diakhiri dengan rasa syukur. Bibi Tomioka selalu mengucapkan terima kasih atas hal-hal kecil dalam hidupnya, menghindari keluhan, dan fokus pada hal-hal yang dapat ia kendalikan. Ini adalah latihan kesadaran yang ampuh, yang mengarahkan energi positif dan mengurangi stres.

  • Menyantap Makanan dengan Penuh Kesadaran:

    Pola makan bibi Tomioka didominasi oleh makanan nabati dan ikan, mencerminkan diet tradisional Jepang. Ia menikmati teh hijau setiap hari dan mengonsumsi berbagai macam sayuran, tahu, dan ikan. Ia menghindari daging merah dan tidak merokok. Lebih dari sekadar apa yang ia makan, bagaimana ia makan juga sama pentingnya. Ia selalu mengingatkan orang-orang di sekitarnya untuk makan dengan penuh kesadaran – mengunyah perlahan, fokus pada setiap gigitan, dan bersyukur atas makanan yang ada di piring. Salah satu buah favoritnya adalah Yuzu yang kaya akan vitamin C dan antioksidan, yang baik untuk melawan peradangan, serta bisa menenangkan jika direndam dalam air hangat.

  • Menjalin Hubungan yang Bermakna:

    Bibi Tomioka sangat peduli dengan orang-orang di sekitarnya. Ia memperlakukan setiap tamu yang datang ke rumahnya dengan hormat dan keramahan yang tulus. Ia selalu menawarkan secangkir teh dan memulai percakapan yang menyenangkan, memastikan tidak ada tamu yang pulang dengan tangan kosong. Tindakan kebaikan dan kepedulian ini tidak hanya memperkaya kehidupan orang lain tetapi juga memberikan makna dan tujuan bagi dirinya sendiri.

  • Menerima Keterbatasan dengan Keanggunan:

    Seiring bertambahnya usia, bibi Tomioka menerima keterbatasannya dengan lapang dada. Alih-alih berfokus pada apa yang tidak bisa ia lakukan, ia menghargai apa yang masih bisa ia lakukan dan meminta bantuan ketika ia membutuhkannya. Ia tetap aktif secara sosial dengan mengunjungi pusat komunitas setempat dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan. Tiga kali seminggu, ia naik turun tangga, mandi, dan bertemu dengan kelompok belajar agamanya, menjaga pikiran dan tubuhnya tetap aktif.

Filosofi 'Syojin' yang dipraktikkan oleh bibi Michiko Tomioka adalah pengingat yang kuat bahwa umur panjang dan kebahagiaan sejati tidak ditemukan dalam pengejaran kesenangan duniawi atau pencapaian yang ambisius, tetapi dalam kesederhanaan, rasa syukur, dan hubungan yang bermakna. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip 'Syojin', kita dapat membuka potensi untuk hidup yang lebih sehat, lebih bahagia, dan lebih memuaskan, terlepas dari usia kita.