Membongkar Mitos: Jejak Global di Balik Setiap iPhone yang Anda Genggam
Jejak Global iPhone: Lebih dari Sekadar 'Made in China'
Ikon teknologi, iPhone, kerap diasosiasikan dengan Amerika Serikat, tempat Apple bermarkas. Namun, kenyataannya, proses pembuatan smartphone canggih ini melibatkan rantai pasokan global yang kompleks dan terdistribusi di berbagai negara.
Desain Amerika, Perakitan Mendunia
Frasa "Designed by Apple in California" yang tertera di setiap kemasan iPhone memang benar adanya. Ide dan rancangan inovatif lahir di jantung Silicon Valley. Akan tetapi, proses produksi dan perakitan perangkat ini tersebar di berbagai negara, terutama di Asia.
Negara-negara seperti China, Vietnam, dan India memegang peranan penting dalam mewujudkan iPhone menjadi produk yang kita kenal. Label "Assembled in China" pada kemasan iPhone menjadi bukti nyata bahwa sebagian besar proses perakitan akhir dilakukan di Negeri Tirai Bambu.
Komponen Global: Simfoni Teknologi dari Berbagai Negara
Bahkan sebelum proses perakitan, komponen-komponen iPhone berasal dari berbagai penjuru dunia. Apple tidak memproduksi komponen-komponen ini secara mandiri, melainkan mengandalkan jaringan pemasok yang luas dan beragam.
Berikut beberapa contohnya:
- Layar: Diproduksi oleh Samsung atau LG di Korea Selatan.
- Kaca Pelindung: Gorilla Glass, dibuat oleh Corning di AS, Taiwan, atau Jepang.
- Chipset: Dirancang di AS, diproduksi oleh TSMC di Taiwan.
- Memori: Kemungkinan besar diproduksi oleh Kioxia di Jepang.
- Komponen Kecil: IC manajemen daya, mikrokontroler USB, chipset nirkabel, dan driver OLED, dibuat oleh Broadcom, Texas Instruments, dan produsen di Asia Tenggara.
Rantai pasokan yang rumit ini melibatkan puluhan bahkan ratusan perusahaan di seluruh dunia, yang masing-masing memiliki keahlian khusus dalam memproduksi komponen tertentu.
Diversifikasi Perakitan: Mengurangi Ketergantungan pada China
Selama bertahun-tahun, China menjadi pusat perakitan utama iPhone, dengan Foxconn sebagai mitra manufaktur terbesar Apple. Pabrik Foxconn di Zhengzhou, dengan ratusan ribu karyawan, mampu merakit lebih dari setengah juta unit iPhone per hari.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Apple mulai melakukan diversifikasi dengan memindahkan sebagian produksi ke negara lain, seperti India dan Vietnam. Strategi ini bertujuan untuk mengurangi biaya operasional, mengurangi risiko akibat ketegangan geopolitik, dan meningkatkan fleksibilitas rantai pasokan.
India dan Vietnam menawarkan insentif menarik bagi investor asing yang ingin mendirikan fasilitas manufaktur. Stabilitas politik dan ekonomi yang lebih baik juga menjadi pertimbangan penting.
Vietnam telah menjadi basis produksi untuk produk Apple lainnya, seperti AirPods, iPad, MacBook, dan Apple Watch. Foxconn, Pegatron, dan Wistron menjadi mitra utama Apple dalam menjalankan operasi manufaktur di Vietnam.
India juga semakin penting sebagai pusat perakitan iPhone. Pabrik Foxconn dan Pegatron di Tamil Nadu, serta Wistron di Karnataka, telah merakit berbagai model iPhone, termasuk iPhone generasi terbaru.
Masa Depan Manufaktur iPhone: Menuju Distribusi yang Lebih Merata
Meskipun sebagian besar infrastruktur manufaktur Apple masih berpusat di China, kehadiran India dan Vietnam menunjukkan bahwa rantai pasokan global Apple sedang mengalami perubahan. Analis memperkirakan bahwa Apple akan terus melakukan diversifikasi, dengan memindahkan sebagian besar produksi iPhone dan produk lainnya ke negara-negara di luar China dalam beberapa tahun mendatang.
Pada tahun 2025, diperkirakan 25% produksi iPhone dan 65% perakitan AirPods akan dilakukan di India dan Vietnam. Hal ini menunjukkan bahwa masa depan manufaktur iPhone akan ditandai dengan distribusi yang lebih merata dan ketergantungan yang lebih kecil pada satu negara.