DKI Jakarta Berambisi Menjadi Pusat Industri Perfilman Nasional dan Internasional

Jakarta Menuju Kota Cinema: Dukungan Penuh Pemprov DKI untuk Industri Film

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menunjukkan komitmen kuat untuk mengembangkan industri perfilman di ibu kota. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menyampaikan ambisi tersebut dalam acara nonton bareng film animasi "Jumbo" bersama 200 anak yatim piatu yang diselenggarakan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (12/4/2025). Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi Pemprov DKI, termasuk Plt. Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah DKI, Suharini Eliawati; Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Andhika Permata; Kepala Dinas Sosial, Premi Lasari; dan Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin.

"Semoga film 'Jumbo' dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Kami sebagai Pemerintah Provinsi DKI sangat mendukung kegiatan perfilman di Jakarta, karena Jakarta akan kami desain menjadi kota cinema," ujar Rano Karno dalam sambutannya. Dukungan ini bukan hanya sekadar wacana, tetapi diwujudkan dalam berbagai program dan inisiatif konkret.

Promosi Film Jakarta di Festival Film Cannes

Salah satu langkah nyata yang diambil Pemprov DKI adalah dengan membuka booth film di Festival Film Cannes, Prancis, pada bulan Mei mendatang. Langkah ini bertujuan untuk mempromosikan film-film produksi Jakarta ke pasar internasional.

"Semua film-film pendek yang dibuat dalam festival Jakarta Film Week ini akan dijadikan market. Insyaallah, mungkin beberapa minggu lagi saya akan mengundang semua produser film Indonesia untuk kita mengajak, barangkali mereka ingin mengikuti Festival Film Cannes, karena di sana selain kompetisi juga ada market film," jelas Rano Karno.

Inisiatif ini menunjukkan keseriusan Pemprov DKI dalam membangun ekosistem perfilman yang kuat, mulai dari produksi hingga distribusi. Partisipasi di festival film bergengsi seperti Cannes diharapkan dapat membuka peluang bagi sineas Jakarta untuk menjalin kerjasama dengan pelaku industri film global, menarik investasi, dan meningkatkan kualitas produksi film.

Nonton Bareng Sebagai Sarana Edukasi dan Inklusi

Kegiatan nonton bareng film "Jumbo" bukan hanya sekadar hiburan semata. Rano Karno menjelaskan bahwa kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan hiburan edukatif sekaligus menanamkan pesan moral serta nilai-nilai sosial tentang makna persahabatan, keberanian, penerimaan diri, dan penghargaan terhadap perbedaan melalui kisah petualangan.

"Saya mengapresiasi Visinema Animation karena telah menghadirkan film yang mampu mencetak sejarah sebagai film animasi Indonesia terlaris sepanjang masa," ungkapnya.

Lebih lanjut, kegiatan nonton bareng ini juga menjadi wujud komitmen Pemprov DKI terhadap inklusi sosial. Sebagian peserta nonton bareng adalah penyandang disabilitas yang terdiri atas tuna netra, tuna rungu, dan tuna grahita. Mereka berasal dari berbagai panti sosial dan pesantren difabel di Jakarta, seperti PSAA Balita Tunas Bangsa, PSBG Belaian Kasih, PSBNRW Cahaya Batin, PSAA Pitra Utama Satu, PSAA Putra Utama 3, dan Pesantren Difabel Bazis.

Dengan menggabungkan hiburan, edukasi, dan inklusi sosial, Pemprov DKI berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Jakarta secara keseluruhan, sekaligus mempromosikan nilai-nilai luhur melalui media film.

Langkah Strategis Menuju "Kota Cinema"

Inisiatif Pemprov DKI Jakarta untuk menjadikan Jakarta sebagai "kota cinema" adalah langkah strategis untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif di ibu kota. Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah, diharapkan industri perfilman Jakarta dapat tumbuh dan berkembang pesat, menciptakan lapangan kerja baru, menarik investasi, dan meningkatkan citra Jakarta di mata dunia. Langkah-langkah yang diambil, mulai dari promosi film di festival internasional hingga kegiatan nonton bareng yang inklusif, menunjukkan komitmen yang kuat untuk mewujudkan visi tersebut. Kedepannya, Pemprov DKI akan terus berupaya untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan industri perfilman, termasuk dengan memberikan pelatihan, pendampingan, dan akses permodalan bagi para sineas muda Jakarta.