Dari Ladang ke Warung: Kisah Sukses Mantan Buruh Tani di Malang Merintis Usaha Sembako
Kisah Inspiratif: Sunariah, Mantan Buruh Tani Malang, Raih Kesuksesan dengan Toko Sembako
Di tengah hiruk pikuk perekonomian Indonesia, kisah Sunariah, seorang ibu rumah tangga asal Dusun Donorejo, Desa Tegalrejo, Malang, menjadi oase inspirasi. Dulu, ia hanya seorang buruh tani harian dengan upah pas-pasan. Namun, berkat kegigihan dan keberaniannya, kini ia menjadi pemilik toko sembako yang sukses.
Transformasi dari Buruh Tani Menjadi Pengusaha
Perjalanan Sunariah tidaklah mudah. Pada tahun 2018, dengan modal nekat, ia memutuskan untuk berhenti menjadi buruh tani dan memulai usaha kecil-kecilan. "Dulu, saya cuma dapat Rp 30 ribu sehari sebagai buruh tani. Susah sekali mencukupi kebutuhan keluarga," kenangnya.
Awalnya, Sunariah berjualan sayur keliling dan gorengan. Ia menjajakan dagangannya dari rumah ke rumah, menyusuri jalanan desa dengan penuh semangat. Modal awalnya pun hanya Rp 2 juta, hasil dari pinjaman dan tabungan seadanya.
Tantangan dan Rintangan
Tentu saja, perjalanan usahanya tidak selalu berjalan mulus. Sunariah menghadapi berbagai tantangan, terutama saat pandemi Covid-19 melanda. "Waktu Covid-19 itu sepi sekali. Pembeli tidak ada, pemasukan berkurang drastis," ujarnya. Ia bahkan kesulitan membayar angsuran pinjaman modal usaha.
Namun, Sunariah tidak menyerah. Ia terus berinovasi dan mencari cara untuk bertahan. Salah satunya dengan menambah variasi gorengan yang dijual. "Saya coba bikin gorengan yang beda-beda, ada pisang goreng cokelat, tahu isi, bakwan. Alhamdulillah, sedikit demi sedikit bisa menutupi kekurangan modal," katanya.
Membuka Toko Sembako
Berkat kegigihan dan kerja kerasnya, usaha Sunariah semakin berkembang. Ia kemudian memutuskan untuk membuka toko sembako di depan rumahnya. Toko tersebut menjual berbagai kebutuhan sehari-hari, seperti beras, gula, minyak goreng, telur, dan lain-lain.
Saat ini, toko sembako Sunariah sudah cukup ramai. Ia bahkan dibantu oleh anaknya dalam mengelola usahanya. Omzetnya pun lumayan, mencapai Rp 9 juta per bulan. "Alhamdulillah, sekarang sudah bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anak," ungkapnya dengan rasa syukur.
Dukungan PNM Mekaar
Keberhasilan Sunariah juga tidak lepas dari dukungan Permodalan Nasional Madani (PNM) melalui program Mekaar. PNM memberikan pinjaman modal usaha dan pendampingan secara rutin kepada Sunariah.
"Saya sangat terbantu dengan adanya PNM Mekaar. Selain dapat pinjaman modal, saya juga sering dapat penyuluhan tentang cara mengelola keuangan dan mengembangkan usaha," ujarnya.
Direktur Operasional PNM, Sunar Basuki, mengatakan bahwa ada 231 ribu nasabah PNM di Malang Raya. Dari jumlah tersebut, 98 persen nasabah berjalan dengan baik dan usahanya berkembang positif. PNM berkomitmen untuk terus memberikan pendampingan dan pelatihan kepada para nasabahnya.
Rencana Pengembangan Usaha
Sunariah tidak berpuas diri dengan apa yang telah dicapainya. Ia memiliki rencana untuk mengembangkan usahanya lebih lanjut. "Saya ingin menambah produk jualan di toko saya, seperti gas elpiji dan alat tulis kantor (ATK)," katanya.
Kisah Sunariah adalah bukti bahwa dengan kegigihan, kerja keras, dan keberanian, setiap orang dapat meraih kesuksesan. Ia adalah inspirasi bagi para pelaku usaha mikro lainnya untuk terus berjuang dan tidak mudah menyerah.
Rencana Penambahan Produk
- Gas Elpiji
- Alat Tulis Kantor (ATK)
Dukungan PNM Mekaar
- Pinjaman Modal Usaha
- Penyuluhan dan Pendampingan
- Fasilitasi Sertifikasi Halal
- Program Jualan Online