Trump Desak China Akhiri Eskalasi Tarif dan Kembali ke Meja Perundingan

Trump Desak China Akhiri Eskalasi Tarif dan Kembali ke Meja Perundingan

Washington D.C. - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, melalui juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, secara terbuka mendesak pemerintah Tiongkok untuk menghentikan tindakan balasan terkait perang tarif impor dan kembali ke meja perundingan guna mencari solusi yang saling menguntungkan.

Pernyataan ini muncul setelah Tiongkok mengumumkan peningkatan tarif impor terhadap barang-barang asal AS sebesar 125%, sebuah respons terhadap kebijakan tarif yang sebelumnya diterapkan oleh pemerintahan Trump. Eskalasi ini semakin memperburuk tensi perdagangan antara dua negara ekonomi terbesar di dunia.

"Presiden telah sangat jelas menyampaikan bahwa beliau terbuka untuk mencapai kesepakatan dengan Tiongkok," ujar Leavitt kepada Fox Business, Sabtu (12/4/2025). "Beliau percaya bahwa negosiasi adalah cara terbaik untuk menyelesaikan perbedaan dan menciptakan hubungan perdagangan yang lebih adil dan seimbang."

Leavitt menegaskan bahwa Trump siap menyambut baik inisiatif dari pihak Tiongkok untuk memulai kembali perundingan. Namun, ia juga memperingatkan bahwa eskalasi yang berkelanjutan tidak akan menguntungkan Tiongkok dalam jangka panjang.

"Jika Tiongkok terus melakukan pembalasan, itu tidak akan baik bagi mereka," katanya. "Amerika Serikat adalah ekonomi terkuat dan terbaik di dunia, sebagaimana dibuktikan oleh lebih dari 75 negara yang telah menghubungi pemerintahan ini untuk membuat kesepakatan yang saling menguntungkan."

Leavitt menambahkan bahwa Trump berkomitmen untuk membela kepentingan rakyat Amerika dan memastikan praktik perdagangan yang adil di seluruh dunia. Ia menekankan bahwa tujuan utama Trump adalah untuk menciptakan lapangan kerja dan peluang ekonomi bagi warga Amerika.

Ketika ditanya apakah pemerintahan Trump menunggu Tiongkok untuk mengambil langkah pertama dalam menghidupkan kembali negosiasi, Leavitt menolak untuk memberikan jawaban yang pasti. Ia hanya menyatakan bahwa kemajuan signifikan telah dicapai dalam perundingan dengan negara lain, namun menolak untuk menyebutkan nama negara tersebut karena proses negosiasi masih berlangsung.

"Saya tidak akan mengungkapkan atau mendahului tim perdagangan kami, karena negosiasi ini jelas sedang berlangsung," ujarnya. "Kami yakin bahwa kami dapat mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan dengan Tiongkok jika mereka bersedia untuk bernegosiasi dengan itikad baik."

Desakan Trump agar Tiongkok kembali ke meja perundingan menunjukkan bahwa ia menyadari dampak negatif dari perang tarif yang berkepanjangan terhadap ekonomi global. Namun, masih belum jelas apakah Tiongkok akan menanggapi seruan ini dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketegangan perdagangan.

Hanya waktu yang akan menentukan apakah kedua negara dapat menemukan titik temu dan menghindari eskalasi lebih lanjut dalam perang tarif ini. Dampak dari perang tarif ini tidak hanya dirasakan oleh Amerika Serikat dan Tiongkok, tetapi juga oleh seluruh dunia, karena dapat mengganggu rantai pasokan global dan menghambat pertumbuhan ekonomi.

Daftar Poin Penting:

  • Trump mendesak China untuk menghentikan pembalasan tarif.
  • Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyampaikan pesan tersebut.
  • Trump terbuka untuk kesepakatan dengan China melalui negosiasi.
  • AS mengklaim sebagai ekonomi terkuat.
  • Negosiasi dengan negara lain sedang berlangsung, tanpa disebutkan nama negara tersebut.
  • Tujuan Trump adalah praktik perdagangan yang adil di seluruh dunia.