Vietnam Berkomitmen Perangi Praktik Ilegal Re-Ekspor Produk China ke AS: Upaya Hindari Tarif dan Jaga Keseimbangan Hubungan

Vietnam Berkomitmen Perangi Praktik Ilegal Re-Ekspor Produk China ke AS: Upaya Hindari Tarif dan Jaga Keseimbangan Hubungan

HANOI, Vietnam – Pemerintah Vietnam mengambil langkah tegas untuk memerangi praktik transhipment ilegal produk asal China yang disamarkan sebagai produk Vietnam, yang diekspor ke Amerika Serikat (AS). Langkah ini merupakan respons terhadap ancaman tarif impor yang lebih tinggi dari AS dan upaya menjaga keseimbangan hubungan dengan kedua negara.

Respons terhadap Tekanan Tarif AS

Pada awal April 2025, AS memberlakukan tarif signifikan, mencapai 46%, terhadap sejumlah produk impor dari Vietnam. Namun, implementasi tarif ini ditangguhkan selama 90 hari untuk memberikan ruang bagi negosiasi antara kedua negara. Vietnam berharap dapat menegosiasikan penurunan tarif menjadi antara 22% dan 28%.

Kekhawatiran utama AS adalah praktik transhipment ilegal, di mana perusahaan-perusahaan China diduga mengirimkan produk mereka ke AS melalui Vietnam, setelah mengganti label asal menjadi "Made in Vietnam" untuk menghindari tarif tinggi yang diberlakukan oleh Washington. Penasihat Dagang Gedung Putih, Peter Navarro, secara terbuka menyampaikan kekhawatiran tentang praktik ini, menyebut Vietnam membiarkan dirinya digunakan sebagai "jalan tikus" oleh perusahaan-perusahaan China.

Tindakan Tegas Vietnam

Menanggapi kekhawatiran dan tekanan dari AS, Pemerintah Vietnam segera menggelar rapat darurat dan menginstruksikan otoritas bea cukai dan kementerian terkait untuk memperketat pengawasan terhadap kegiatan ekspor-impor. Pemerintah Vietnam menegaskan komitmennya untuk menindak tegas segala bentuk kecurangan perdagangan, meskipun rincian tindakan spesifik belum diumumkan secara detail.

Langkah-langkah yang diambil Vietnam antara lain:

  • Peningkatan Pengawasan Bea Cukai: Memperketat pemeriksaan terhadap barang-barang yang masuk dan keluar dari pelabuhan Vietnam untuk mencegah praktik penggantian label asal.
  • Investigasi Mendalam: Melakukan investigasi terhadap perusahaan-perusahaan yang diduga terlibat dalam praktik transhipment ilegal.
  • Penegakan Hukum yang Tegas: Menindak perusahaan-perusahaan yang terbukti melakukan kecurangan perdagangan dengan sanksi yang berat.
  • Pembatasan Ekspor Teknologi Strategis: Memperketat ekspor produk semikonduktor dan teknologi strategis lainnya yang berpotensi digunakan untuk kepentingan militer oleh negara lain, sejalan dengan permintaan dari mitra dagang utama, termasuk AS.

Upaya Menjaga Keseimbangan Hubungan

Selain menunjukkan itikad baik kepada AS, Vietnam juga berupaya menjaga hubungan baik dengan China. China merupakan salah satu investor terbesar di Vietnam, dan kedua negara memiliki hubungan ekonomi yang signifikan.

Sebagai sinyal positif tambahan kepada AS, Vietnam dilaporkan telah memberikan izin operasi kepada Starlink, layanan internet satelit milik Elon Musk, untuk beroperasi di negara tersebut.

Namun, Vietnam juga menghadapi tantangan dalam menjaga keseimbangan hubungan dengan kedua negara. Vietnam dan China masih memiliki sengketa wilayah di Laut China Selatan. Di tengah ketegangan ini, Presiden Xi Jinping dijadwalkan melakukan kunjungan kenegaraan ke Vietnam pada pekan depan untuk membahas peningkatan kerja sama perdagangan antara kedua negara. Kunjungan ini menunjukkan pentingnya hubungan ekonomi antara kedua negara, meskipun ada perbedaan pendapat mengenai isu-isu geopolitik.

Komitmen Vietnam untuk memerangi praktik transhipment ilegal dan menjaga keseimbangan hubungan dengan AS dan China menunjukkan kompleksitas tantangan yang dihadapi negara-negara di tengah perang dagang global. Vietnam berupaya untuk melindungi kepentingan ekonominya sambil menjaga hubungan diplomatik yang stabil dengan kekuatan-kekuatan besar dunia.