Wabah Chikungunya Hantui Cianjur: Puluhan Warga Terinfeksi, Gejala Lumpuhkan Aktivitas
Cianjur Siaga: Chikungunya Merebak, Puluhan Warga Terinfeksi
Wabah chikungunya dilaporkan menyerang Kampung Cibiuk, Desa Sukaratu, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur mencatat sebanyak 43 warga mengalami gejala yang mengarah pada infeksi virus yang dibawa nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
"Kami menduga kuat ini adalah chikungunya, berdasarkan gejala yang dialami pasien. Namun, untuk konfirmasi final, kami masih menunggu hasil uji laboratorium yang diperkirakan keluar besok," ungkap Frida Layla Yahya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, seperti dikutip dari Antara.
Dampak Chikungunya: Lumpuh Sementara hingga Rawat Inap
Dari total kasus yang tercatat, mayoritas pasien adalah orang dewasa, dengan 20 laki-laki, 17 perempuan, dan lima anak-anak. Sebagian besar pasien menjalani perawatan di rumah masing-masing dengan pantauan intensif dari tenaga kesehatan setempat. Beberapa pasien mengalami kelumpuhan sementara, terutama anak-anak. Bahkan, seorang ibu hamil bernama Anis (32) sempat dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya yang tidak memungkinkan untuk beraktivitas akibat nyeri sendi yang parah.
Mengenal Chikungunya: Penyebab, Gejala, dan Penanganan
Chikungunya adalah penyakit virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini pertama kali diidentifikasi di Afrika pada tahun 1952 dan kini telah menyebar luas di wilayah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Nama "chikungunya" berasal dari bahasa Makonde, yang berarti "berjalan membungkuk," menggambarkan postur tubuh penderita akibat nyeri sendi yang hebat.
Gejala Chikungunya:
- Demam tinggi mendadak
- Nyeri sendi parah, terutama di pergelangan tangan, lutut, dan pergelangan kaki
- Sakit kepala
- Ruam kulit
- Nyeri otot
- Pembengkakan sendi
- Kelelahan
Gejala biasanya muncul 3-7 hari setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi. Pada beberapa kasus, terutama pada lansia dan penderita penyakit kronis, nyeri sendi dapat berlangsung hingga berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.
Langkah Pencegahan dan Himbauan
Saat ini, belum tersedia vaksin untuk mencegah chikungunya. Oleh karena itu, pencegahan utama adalah menghindari gigitan nyamuk. Berikut adalah langkah-langkah pencegahan yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan RI:
- Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN):
- Menguras tempat penampungan air secara rutin.
- Menutup rapat wadah air.
- Mendaur ulang atau mengubur barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
- Perlindungan Diri:
- Menggunakan kelambu saat tidur, terutama di siang hari.
- Menggunakan obat nyamuk oles atau semprot.
- Memasang kasa anti-nyamuk pada jendela dan ventilasi.
- Pengendalian Larva:
- Menaburkan larvasida (abate) di tempat-tempat air tergenang yang sulit dikuras.
Kementerian Kesehatan RI mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tropis berbasis vektor, terutama di musim pancaroba. Jika mengalami gejala mencurigakan setelah digigit nyamuk, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk diagnosis dan penanganan yang tepat. Lingkungan yang bersih dan bebas genangan air adalah kunci utama dalam mencegah penyebaran chikungunya.