Masjid Baitul Huda Bandung: Dakwah Kuliner yang Menghidupkan Kembali Rumah Ibadah

Masjid Baitul Huda: Transformasi Dakwah Melalui Hidangan Gratis di Bandung

Di jantung Kota Bandung, Masjid Baitul Huda menjelma menjadi oase spiritual dan sosial. Dikenal dengan sebutan "Masjid Makan-Makan", masjid ini menarik perhatian publik berkat inovasi dakwahnya: menyediakan hidangan gratis bagi para jamaah. Lokasinya yang strategis di Jalan Terusan Jakarta Nomor 138, Antapani Tengah, menjadikan masjid ini mudah diakses oleh berbagai kalangan masyarakat.

Asep Hidayat, salah satu pengurus Masjid Baitul Huda, mengungkapkan bahwa ide ini muncul dari keprihatinan atas sepinya masjid tersebut. Terletak di kawasan perumahan yang belum padat penduduk, masjid ini membutuhkan cara kreatif untuk menarik perhatian. "Kami ingin memakmurkan masjid ini," ujar Asep. "Karena semua orang butuh makan, kami melihat ini sebagai peluang untuk membuka pintu bagi lebih banyak orang untuk datang ke masjid."

Dari 40 Porsi Hingga Ratusan: Kisah Viral yang Menginspirasi

Inisiatif mulia ini dimulai pada 1 Juni 2024. Awalnya, hanya 40 porsi makanan yang disediakan setiap hari, hasil dari urunan para pengurus dan donatur. Dengan promosi sederhana melalui spanduk dan ajakan langsung, jumlah jamaah yang datang untuk makan siang dan beribadah mulai meningkat.

Titik balik terjadi pada hari ke-71 program ini berjalan. Sebuah konten video yang menampilkan seorang ibu berprofesi sebagai badut jalanan yang menghidupi empat orang anak (salah satunya disabilitas) viral di media sosial. Video tersebut menyentuh hati banyak orang dan membuat Masjid Baitul Huda semakin dikenal luas.

"Konten tentang ibu bernama Sarah itu benar-benar boom!" kenang Asep. "Sejak saat itu, orang-orang mulai sadar bahwa ada masjid yang menyediakan makanan gratis."

Keviralan ini membawa berkah tersendiri. Dalam waktu singkat, donasi yang terkumpul mencapai Rp 190 juta. Dana tersebut digunakan untuk renovasi dan peningkatan fasilitas masjid, termasuk pemasangan kanopi, penggantian granit, dan pembuatan sumur.

Saat ini, Masjid Baitul Huda mampu menyediakan 350 porsi makanan setiap hari. Pada hari Jumat, jumlahnya bahkan bisa mencapai 800 porsi. Pada hari Sabtu, masjid ini bekerja sama dengan UMKM setempat untuk menyediakan 400 porsi makanan sebagai bagian dari wisata kuliner.

Lebih dari Sekadar Makanan: Dakwah yang Holistik

Lebih dari sekadar menyediakan makanan gratis, Masjid Baitul Huda juga berupaya untuk meningkatkan kesadaran spiritual para jamaahnya. Sebelum makan siang, jamaah diajak untuk membaca Al-Qur'an dan mendengarkan ceramah singkat. Fasilitas lain seperti colokan listrik, WiFi gratis, dan perpustakaan mini juga disediakan untuk membuat para pengunjung merasa nyaman.

"Kami tidak membeda-bedakan siapa pun," tegas Asep. "Semua orang boleh datang, tanpa memandang status sosial maupun agama."

Keberhasilan Masjid Baitul Huda telah menginspirasi banyak masjid lain untuk melakukan hal serupa. Saat ini, ada sekitar 10 masjid yang mencoba meniru program ini dengan dukungan dari tim Masjid Baitul Huda.

"Ini bukan gerakan jangka pendek," jelas Asep. "Ini adalah gerakan jangka panjang yang membutuhkan komitmen dan konsistensi."

Selama bulan Ramadan, program makan gratis ini dihentikan sementara untuk menghormati warga sekitar dan menjaga ketertiban selama bulan suci. Ini menunjukkan bagaimana pengurus masjid memprioritaskan harmoni dengan lingkungan sekitar.

Dengan semangat berbagi dan dakwah melalui makanan, Masjid Baitul Huda telah membuktikan bahwa pendekatan inovatif dapat menjadi cara efektif untuk mendekatkan masyarakat kepada agama. Inisiatif sederhana ini telah menjadi inspirasi bagi banyak masjid di seluruh Indonesia.

Daftar Fasilitas dan Kegiatan di Masjid Baitul Huda

  • Makan siang gratis setiap hari (kecuali Ramadan)
  • Sholat berjamaah
  • Pengajian
  • Pembacaan Al-Qur'an
  • Ceramah singkat
  • Colokan listrik gratis
  • WiFi gratis
  • Perpustakaan mini
  • Wisata kuliner (setiap Sabtu)