Eskalasi Perang Dagang AS-China Ancam Resesi Global, AHY Soroti Dampak ke Indonesia

AHY: Perang Dagang AS-China Picu Risiko Resesi Global dan Fragmentasi Ekonomi

Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan kekhawatirannya mengenai eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Peningkatan tarif secara signifikan oleh kedua negara dinilai dapat memicu konsekuensi yang lebih luas dibandingkan periode 2018-2020.

Dalam diskusi panel yang diselenggarakan oleh TYI di Grand Sahid Jakarta pada Minggu (13/4/2025), AHY menjelaskan bahwa kebijakan tarif tinggi yang diterapkan AS terhadap produk China, yang dibalas serupa oleh China, berpotensi mengguncang stabilitas ekonomi global. Ia merujuk pada data dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan Dana Moneter Internasional (IMF) yang menunjukkan bahwa perang dagang sebelumnya telah menyebabkan penurunan volume perdagangan dunia sebesar 3% dan menyumbang pada penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) global sekitar 0,8%.

AHY memperingatkan bahwa eskalasi saat ini, yang dipicu oleh kebijakan pemerintahan Presiden Trump, memiliki dampak yang lebih besar dan signifikan. Kenaikan tarif ini akan mempengaruhi pasar keuangan dan sektor riil, meningkatkan risiko resesi global pada tahun ini.

Dampak Kebijakan Sepihak AS: Perlawanan atau Ketundukan?

AHY menyoroti bahwa kebijakan sepihak AS dalam menetapkan tarif terhadap berbagai negara dapat membawa dunia ke dua arah yang ekstrem:

  • Perlawanan Kolektif: Negara-negara mungkin akan menjauhi dominasi AS dan membangun sistem ekonomi global yang baru.
  • Ketundukan Hegemonik: Jika kebijakan ini terbukti efektif, dunia justru akan semakin tunduk pada kekuatan hegemonik AS.

Terlepas dari hasilnya, AHY menekankan risiko fragmentasi, tidak hanya secara ekonomi, tetapi juga secara politik dan keamanan. Aliansi baru akan terbentuk, polarisasi akan semakin tajam, dan konflik lama berpotensi membesar karena negara-negara besar saling berebut pengaruh. Asia Pasifik, termasuk Indonesia, akan menjadi pusat dari dinamika ini.

Dampak Langsung ke Indonesia

Lebih lanjut, AHY menyoroti potensi dampak langsung terhadap daya saing ekspor Indonesia akibat penetapan tarif 32% oleh AS. Meskipun tarif ini saat ini masih ditangguhkan oleh Presiden Trump, AHY menegaskan bahwa angka tersebut bukanlah jumlah yang kecil dan tetap menjadi perhatian bagi perekonomian Indonesia. Pemerintah perlu melakukan antisipasi dan langkah-langkah strategis untuk memitigasi dampak negatif dari perang dagang ini.