Kisah Rumah Tangga Barack dan Michelle Obama Usai Masa Kepresidenan

Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mengungkapkan bahwa hubungan pernikahannya dengan Michelle Obama sempat mengalami tantangan berat setelah ia menyelesaikan masa jabatannya di Gedung Putih. Pernyataan ini disampaikan Obama dalam sebuah acara di Hamilton College, di mana ia mengakui bahwa masa kepresidenannya meninggalkan dampak signifikan pada kehidupan rumah tangganya.

Obama menggambarkan kondisi hubungannya dengan Michelle sebagai 'defisit parah' setelah mereka meninggalkan kehidupan politik. Ia menjelaskan bahwa tekanan dan tuntutan sebagai pemimpin negara telah menyita sebagian besar waktunya, sehingga mengorbankan waktu bersama keluarga. "Saya harus bekerja keras untuk memperbaiki hubungan ini," ujar Obama. Michelle sendiri sebelumnya telah mengungkapkan kesulitannya selama menjadi Ibu Negara, terutama saat anak-anak mereka masih kecil.

Berikut adalah beberapa faktor yang memengaruhi hubungan mereka:

  • Tuntutan Jabatan Presiden: Obama mengakui bahwa tanggung jawab sebagai presiden membuatnya sering absen dari kehidupan keluarga.
  • Tekanan sebagai Ibu Negara: Michelle merasa kesulitan menyeimbangkan peran sebagai ibu dan figur publik.
  • Masa Transisi Pasca-Kepresidenan: Pasangan ini harus beradaptasi kembali dengan kehidupan normal setelah bertahun-tahun berada di bawah sorotan media.

Pasangan yang menikah sejak 1992 ini dikaruniai dua anak, Malia dan Sasha. Michelle pernah menyatakan dalam wawancara bahwa ada periode di mana ia merasa sangat kesulitan dengan suaminya, terutama saat anak-anak masih kecil. Obama memahami perasaan istrinya dan mengakui bahwa situasi tersebut memang tidak mudah bagi Michelle.

Kisah pernikahan Obama ini menjadi sorotan publik, mengingat mereka sering dianggap sebagai pasangan yang harmonis. Namun, pengakuan jujur mereka tentang tantangan dalam hubungan justru memberikan gambaran lebih manusiawi tentang kehidupan di balik layar kekuasaan.