Revolusi Sistem Offside: Teknologi Semi-Otomatis Resmi Diterapkan di Liga Premier
Liga Premier memasuki era baru dengan diluncurkannya teknologi offside semi-otomatis (SAOT) yang mulai diberlakukan secara resmi pada akhir pekan ini. Sistem mutakhir ini dirancang untuk menyempurnakan proses pengambilan keputusan offside yang selama ini menjadi polemik dalam penerapan VAR.
Dalam dua pertandingan perdana penerapannya, teknologi ini berhasil membatalkan dua gol yang dinilai offside. Pertama terjadi di Etihad Stadium ketika Eberechi Eze dari Crystal Palace dinyatakan offside setelah menerima umpan Daniel Munoz. Kasus serupa terjadi di pertandingan Arsenal melawan Brentford, dimana gol Kieran Tierney dianulir karena posisi offside saat menerima umpan silang.
Fitur Utama SAOT: - Menggunakan 30 kamera berkecepatan tinggi (100 frame/detik) - Memantau 10.000 titik data pada 22 pemain - Membuat keputusan berbasis kecerdasan buatan - Menghasilkan visualisasi 3D untuk penjelasan keputusan
Meski meningkatkan akurasi hingga 100% dalam keputusan offside musim ini, teknologi ini memiliki keterbatasan. SAOT tidak digunakan untuk meninjau: - Pelanggaran di kotak penalti - Insiden handsball - Keputusan kartu merah - Identitas pemain yang salah
Proses pengambilan keputusan kini lebih efisien dengan waktu peninjauan berkurang dari rata-rata 64 detik menjadi 39 detik per pertandingan. Sistem ini menggunakan jaringan kamera khusus yang dipasang di atap seluruh stadion Liga Premier untuk melacak pergerakan bola dan pemain secara real-time.
Visualisasi keputusan offside kini ditampilkan dalam bentuk animasi 3D yang dapat dilihat penonton melalui siaran televisi dan layar stadion. Meski demikian, komunikasi langsung antara wasit VAR dengan penonton di stadion masih belum diterapkan seperti pada pertandingan Piala Carabao.