Kontroversi Penampilan Bella Hadid Picu Diskusi Soal Standar Kecantikan di Industri Mode

Paris – Penampilan terbaru Bella Hadid saat syuting film The Beauty di Paris menimbulkan gelombang kekhawatiran di kalangan penggemar dan pengamat mode. Model berusia 28 tahun itu terlihat mengenakan setelan kulit merah dua potong yang memperlihatkan siluet tubuhnya secara detail, termasuk tulang rusuk yang tampak menonjol. Foto-foto tersebut viral setelah diunggah oleh akun Instagram DeuxMoi, memicu berbagai tanggapan pro dan kontra.

Beberapa komentar warganet menyoroti kondisi fisik Hadid yang dinilai terlalu kurus. "Saya khawatir dengan kesehatan Bella. Ini bukan tentang penampilan, tapi tentang kesejahteraan," tulis salah satu pengguna. Kritik lain mengaitkan hal ini dengan standar tubuh tidak realistis yang kerap dipromosikan di industri fesyen. "Kita kembali ke era 2000-an di mana tubuh super kurus dianggap ideal. Kapan industri ini belajar?" tanya seorang netizen.

Di sisi lain, banyak pula yang membela Hadid dengan argumen kebebasan personal. "Tubuh adalah pilihan individu. Tidak ada yang berhak menilai," komentar seorang pendukung. Beberapa penggemar juga mengingatkan bahwa kondisi tubuh seseorang tidak selalu mencerminkan kesehatan secara keseluruhan.

Beberapa poin penting yang mencuat dalam diskusi ini: - Standar kecantikan: Industri mode kembali dipertanyakan atas promosi tubuh kurus ekstrem. - Kesehatan mental: Hadid pernah terbuka tentang perjuangannya melawan gangguan makan dan dismorfia tubuh. - Tekanan industri: Rutinitas ketat seperti diet tinggi protein dan latihan tiga jam sehari kerap dijalani model.

Dalam wawancara sebelumnya, Hadid mengaku berat badannya fluktuatif dan dipengaruhi faktor di luar kendalinya. "Aku ingin bentuk tubuh yang lebih berisi, tapi ini proses alami tubuhku," ujarnya kepada People. Ia juga menyinggung pengalaman traumatisnya dengan citra tubuh sejak remaja, yang akhirnya mendorongnya menjalani terapi.

Kasus ini kembali memantik perdebatan tentang tanggung jawab industri fesyen dalam mempromosikan keragaman tubuh dan dampak media terhadap persepsi kecantikan. Para ahli kesehatan mental pun menyerukan pentingnya pendekatan yang lebih empatik dalam membahas tubuh publik figur.