Kolaborasi Indonesia-Turki Garap Film Sejarah Aceh-Ottoman Dapat Dukungan Penuh Pemerintah Daerah

Banda Aceh – Pemerintah Aceh melalui Gubernur Muzakir Manaf menyatakan komitmen kuatnya dalam mendukung proyek ambisius pembuatan film kolaborasi Indonesia-Turki yang akan mengangkat hubungan historis antara Kesultanan Aceh dan Kekaisaran Ottoman. Dukungan ini diwujudkan melalui penyediaan sumber daya ahli sejarah, akses ke situs warisan budaya, serta fasilitasi penelitian mendalam untuk memastikan akurasi cerita.

Menurut pernyataan resmi yang disampaikan oleh Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Aceh, Akkar Arafat, proyek ini dinilai sebagai kesempatan emas untuk memulihkan narasi kejayaan Aceh sebagai salah satu pusat peradaban Islam di Asia Tenggara. "Kami telah menyiapkan tim sejarawan terbaik untuk menelusuri kembali dokumen-dokumen kuno dan bukti arkeologis yang menguatkan hubungan bilateral kedua kerajaan," tegas Akkar.

Berikut langkah konkret yang akan diambil Pemerintah Aceh: - Penelitian arsip: Melibatkan pakar filologi untuk menerjemahkan manuskrip abad ke-16 - Eksplorasi situs: Membuka akses ke makam tokoh Ottoman di Bitai dan koleksi koin emas di Gampong Pande - Konsultasi budaya: Menggandeng keturunan Sultan Aceh dan akademisi spesialis hubungan Aceh-Ottoman

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal, menambahkan bahwa film ini akan menjadi medium strategis untuk edukasi generasi muda. "Temuan 200 koin Dinasti Umayyah di Bukit Bongal dan prasasti Sultan Suleiman I adalah bukti nyata yang wajib dihadirkan secara visual," paparnya.

Inisiatif ini berawal dari pertemuan bilateral Menteri Kebudayaan RI dengan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki di Ankara awal April 2025. Kedua pihak sepakat bahwa kerja sama budaya harus dibangun berdasarkan fakta sejarah, termasuk peninggalan seperti makam Muthalib Ghazi yang menjadi saksi hubungan kedua bangsa.