Sekjen PAN Nilai Istilah 'Matahari Kembar' Tidak Relevan dalam Konteks Silaturahmi Menteri dengan Mantan Presiden
Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN), Eko Hendro Purnomo, menanggapi pernyataan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera, yang mengkhawatirkan adanya fenomena 'matahari kembar' akibat pertemuan sejumlah menteri kabinet dengan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Eko menegaskan bahwa pertemuan tersebut merupakan bagian dari tradisi silaturahmi pasca-Lebaran dan tidak memiliki muatan politik tertentu.
Menurut Eko, suasana halalbihalal pasca-Ramadan menjadi momentum yang tepat untuk mempererat hubungan antar tokoh bangsa. "Pertemuan ini murni bersifat kekeluargaan dan tidak perlu diinterpretasikan secara berlebihan. Dalam budaya kita, silaturahmi setelah Lebaran adalah hal yang lumrah, bahkan dianjurkan," ujarnya. Ia menambahkan bahwa hubungan antara menteri kabinet saat ini dengan mantan presiden harus dilihat sebagai bentuk penghormatan dan bukan sebagai upaya pembentukan kekuatan politik paralel.
Berikut beberapa poin yang disampaikan Eko: - Silaturahmi sebagai Tradisi: Pertemuan tersebut merupakan bagian dari budaya Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan penghormatan. - Tidak Ada Agenda Politik: Eko menekankan bahwa tidak semua pertemuan antar tokoh nasional harus dikaitkan dengan kepentingan politik. - Etika Kebangsaan: Menjaga hubungan baik dengan mantan pemimpin negara adalah wujud dari etika kebangsaan yang perlu dijaga.
Eko juga menilai bahwa istilah 'matahari kembar' yang diungkapkan Mardani Ali Sera tidak relevan dalam konteks ini. "Pemerintahan saat ini berjalan di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, dan para menteri bekerja dengan penuh tanggung jawab. Tidak ada ruang untuk dualisme kekuasaan," tegasnya. Ia mengajak semua pihak untuk melihat pertemuan tersebut sebagai upaya menjaga keharmonisan antar elite bangsa, terutama di momen pasca-Lebaran yang sarat dengan nilai-nilai persaudaraan.