IHSG Alami Tekanan Berat, Investor Asing Lakukan Aksi Jual Besar-besaran
Jakarta – Pasar modal Indonesia mengalami pekan yang suram dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penurunan signifikan sebesar 3,9 persen pada penutupan pekan lalu. Indeks tersebut terkikis hingga ke level 6.262, menandakan tekanan berat yang dialami oleh pasar saham domestik.
Di tengah pelemahan ini, aliran dana asing justru bergerak keluar dengan nilai penjualan bersih mencapai Rp5,3 triliun di pasar reguler. Analis pasar menilai situasi ini dipicu oleh beberapa faktor kunci, baik dari dalam maupun luar negeri.
Faktor Eksternal yang Memengaruhi Pasar
- Kenaikan Harga Emas: Emas mencapai rekor baru di level $3.200 per ons akibat pelemahan dolar AS dan meningkatnya permintaan sebagai aset safe-haven.
- Kebijakan Tarif AS: Presiden Donald Trump kembali memberlakukan kenaikan tarif impor, termasuk tarif hingga 145 persen untuk produk China, yang memicu kekhawatiran akan eskalasi perang dagang.
Respons Pemerintah Indonesia
Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa dampak kebijakan tarif AS terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan relatif kecil, yakni hanya sekitar 0,3–0,5 persen. Namun, langkah antisipasi tetap diambil, termasuk:
- Penundaan pembayaran pajak selama 90 hari
- Deregulasi sektor usaha
- Pemangkasan tarif pajak tertentu
- Pelonggaran kebijakan impor
Meski demikian, analis menilai IHSG masih kesulitan untuk menembus level resistance kritis di 6.500, yang sebelumnya menjadi support kuat sejak 2022.