SBY Ungkap Alasan Menahan Diri dalam Berkomentar Publik

Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan alasan di balik sikapnya yang sangat selektif dalam menyampaikan pernyataan publik. Dalam sebuah diskusi panel yang digelar The Yudhoyono Institute, SBY menegaskan bahwa sebagai mantan pemimpin negara, dirinya memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga setiap ucapan yang disampaikan kepada masyarakat.

SBY menceritakan pengalamannya ketika terganggu oleh kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai kenaikan tarif pajak untuk Indonesia. Meski memiliki keinginan untuk menanggapi, SBY memilih untuk tidak langsung menyampaikannya melalui media sosial. "Saya menyadari betul bahwa setiap kata yang keluar dari mulut seorang mantan presiden bisa memiliki dampak besar. Karena itu, saya memilih untuk berhati-hati dan memikirkan matang-matang sebelum berbicara," ujarnya.

Berikut beberapa poin yang disampaikan SBY mengenai pentingnya kehati-hatian dalam berkomentar: - Tanggung jawab sebagai mantan pemimpin negara - Dampak luas dari pernyataan publik - Pentingnya political correctness - Etika dalam menyampaikan pendapat

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, menjelaskan bahwa sikap SBY tersebut juga merupakan bentuk penghormatan kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto. "Beliau memahami betul kompleksitas memimpin Indonesia di tengah tantangan global saat ini. Karena itu, SBY memilih untuk memberikan masukan secara langsung ketimbang melalui pernyataan publik yang berpotensi disalahartikan," jelas AHY.

AHY menambahkan bahwa pengalaman SBY memimpin Indonesia selama dua periode membuatnya sangat memahami pentingnya kebijaksanaan dalam berkomunikasi. "Memimpin negara sebesar Indonesia dengan segala keragamannya bukanlah tugas mudah. SBY ingin memastikan bahwa setiap komentar yang dibuatnya tidak justru menambah beban pemerintah yang sedang berkuasa," pungkas AHY.