PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) resmi menjadi emiten ke-12 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2025. Saham perdana perusahaan ini melonjak hingga 34,04% pada hari pertama perdagangan, mencapai Rp252 per lembar. Kenaikan ini terjadi meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi sebesar 0,45% di pagi hari.

Melalui penawaran umum perdana (IPO), FORE melepas 1,88 miliar saham atau setara dengan 21,08% dari total modal yang ditempatkan dan disetor. Harga saham yang ditawarkan berkisar antara Rp160 hingga Rp202 per lembar, dengan target penggalangan dana mencapai Rp353,44 miliar. Proses ini diawasi oleh penjamin efek PT Mandiri Sekuritas dan PT Henan Putihrai Sekuritas.

Rencana Ekspansi dan Alokasi Dana

Berdasarkan prospektus yang dirilis, FORE berencana mengalokasikan dana IPO sebagai berikut: - 76% untuk pembukaan sekitar 140 outlet baru, dengan rincian: - 10% untuk outlet Flagship - 80% untuk outlet Medium - 10% untuk outlet Satellite (termasuk biaya renovasi dan pengadaan peralatan) - 24% dialokasikan untuk keperluan operasional dan pengembangan bisnis di berbagai wilayah, termasuk Jabodetabek, Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali.

Alokasi dana ini direncanakan akan dilakukan secara bertahap dari tahun 2025 hingga 2026.

Kinerja dan Prospek Bisnis

Fore Kopi mencatat pertumbuhan penjualan toko (Same Store Sales Growth/SSSG) sebesar 42% untuk periode sembilan bulan hingga September 2024, jauh melampaui rata-rata global yang hanya 5%. Pencapaian ini didukung oleh strategi pemasaran yang efektif serta inovasi produk yang diminati konsumen.

Perusahaan juga memanfaatkan perubahan tren konsumsi kopi di Indonesia, di mana semakin banyak konsumen memilih membeli kopi di luar rumah. Survei terbaru menunjukkan bahwa 37% konsumen membeli kopi untuk bersosialisasi, sementara 22% menikmati atmosfer outlet. Dengan portofolio outlet yang beragam, FORE berhasil memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri kopi nasional.