Fenomena Ular Piton Masuk Pemukiman: Ancaman atau Ketidakseimbangan Ekosistem?

Surabaya – Maraknya kasus ular piton yang memasuki kawasan pemukiman warga di Surabaya menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Kehadiran reptil berukuran besar ini tidak hanya mengganggu ketenangan masyarakat, tetapi juga menimbulkan ancaman bagi hewan ternak. Pakar herpetofauna menyoroti bahwa fenomena ini merupakan dampak langsung dari kerusakan habitat alami ular piton.

Menurut penelitian, perubahan fungsi lahan dari hutan menjadi permukiman menjadi pemicu utama migrasi ular piton. "Ketika habitat asli mereka terganggu, sumber makanan juga berkurang. Hal ini memaksa ular piton untuk mencari mangsa baru di sekitar pemukiman manusia," jelas seorang ahli herpetofauna. Selain itu, penebangan hutan secara masif turut memperparah kondisi ini dengan mengurangi daerah resapan air, yang pada akhirnya memicu banjir dan mengusir ular dari sarangnya.

Berikut beberapa faktor yang menyebabkan ular piton sering ditemukan di plafon rumah: - Pencarian tempat kering dan hangat: Ular piton cenderung menghindari area basah karena sistem pernapasannya yang mengandalkan paru-paru. - Memori kuat terhadap tempat kelahiran: Reptil ini seringkali kembali ke lokasi yang dianggap sebagai habitat aslinya, meskipun area tersebut telah berubah menjadi permukiman. - Ketersediaan mangsa: Hewan ternak seperti anjing, babi, atau sapi menjadi target utama ular piton karena ukurannya yang sesuai.

Meski demikian, pakar menegaskan bahwa manusia bukanlah mangsa alami ular piton. "Mereka hanya akan menyerang manusia jika benar-benar kelaparan setelah berpuasa selama berbulan-bulan," tambahnya. Sebagai langkah antisipasi, masyarakat disarankan untuk: - Menjaga kebersihan lingkungan sekitar. - Menghindari penumpukan kayu atau sampah yang bisa menjadi sarang ular. - Menghubungi pihak berwenang jika menemukan ular piton, alih-alih membunuhnya.

Upaya pelestarian habitat asli ular piton dinilai sebagai solusi jangka panjang untuk mencegah konflik antara manusia dan satwa liar ini.