Pakar Peringatkan Potensi Risiko Memelihara Ular Piton di Pemukiman
Memelihara ular piton di lingkungan rumah ternyata menyimpan sejumlah risiko serius yang kerap diabaikan oleh para penggemar reptil. Meskipun tidak memiliki bisa, ular jenis ini tetap berpotensi membahayakan manusia karena sifat alaminya sebagai predator.
Menurut ahli herpetofauna dari Universitas Brawijaya, Nia Kurniawan, insting dasar ular sebagai pemburu tidak akan hilang meskipun telah dipelihara sejak kecil. "Faktor genetis sebagai hewan pemangsa membuat ular piton tetap berpotensi menyerang pemiliknya, tanpa memandang lamanya hubungan antara ular dan manusia," jelas Kurniawan dalam keterangan tertulisnya.
Beberapa poin penting yang perlu diperhatikan mengenai pemeliharaan ular piton:
- Ukuran ular melebihi 4 meter seharusnya dikembalikan ke habitat alami
- Pemeliharaan dalam kurungan dapat memicu stres dan memperpendek usia hidup ular
- Ketidakseimbangan ekosistem dapat terjadi jika predator puncak seperti piton terus dipelihara
Kurniawan menambahkan bahwa hanya petugas terlatih yang seharusnya menangani ular piton dewasa. "Ada protokol khusus dalam penanganan reptil besar ini yang harus dipatuhi untuk keselamatan semua pihak," tegasnya.
Ular piton memiliki siklus hidup yang kompleks di alam bebas, dengan kemampuan bertahan hingga dua dekade. Reptil ini biasa berkembang biak di daerah kering dan hangat, dengan kemampuan reproduksi mencapai 20 telur per periode kawin. Di Indonesia, spesies Python reticulatus atau sanca kembang merupakan jenis piton yang paling umum ditemui di berbagai wilayah, termasuk Jawa dan Kalimantan.