Inovasi Unik: Varian Onde-onde Dibedakan Lewat Motif Biji Wijen
Sebuah gerai makanan di Malang, Jawa Timur, menawarkan pengalaman berbeda bagi para pecinta onde-onde. Warung Agrin, yang telah beroperasi selama 12 tahun, memperkenalkan cara kreatif untuk membedakan varian onde-onde mereka: melalui motif biji wijen yang menempel di bagian luar. Ide ini tidak hanya menambah estetika, tetapi juga menjadi pembeda unik antarvariasi rasa.
Onde-onde, jajanan tradisional yang berasal dari adaptasi kuliner Tionghoa, biasanya dibuat dari campuran tepung beras dan tepung ketan. Adonan ini dibentuk menjadi bulatan kecil, kemudian dilapisi biji wijen sebelum digoreng. Meski umumnya berisi kacang hijau, Warung Agrin menyajikan 18 varian rasa, mulai dari yang klasik hingga kekinian seperti Taro, Cokelat, Keju, dan Strawberry.
Berikut beberapa contoh motif biji wijen yang digunakan: - Varian Taro: Satu titik biji wijen hitam di antara lapisan biji wijen putih. - Varian Cokelat: Dua titik biji wijen hitam di antara lapisan biji wijen putih. - Varian Lain: Beberapa bahkan memiliki motif yang lebih kompleks, sehingga cukup menantang untuk dikenali.
Kreativitas ini sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial setelah seorang pelanggan membagikan pengalamannya melalui platform TikTok. Dalam unggahannya, pelanggan tersebut mengaku sedikit kebingungan karena harus memerhatikan detail kecil biji wijen untuk menentukan rasa. Namun, pihak Warung Agrin menyediakan panduan untuk memudahkan pelanggan dalam memilih.
Agrin Syifarose, pemilik Warung Agrin, menjelaskan bahwa penggunaan biji wijen hitam tidak hanya berfungsi sebagai pembeda, tetapi juga menambah cita rasa gurih dan aroma yang khas. "Biji wijen hitam memiliki aroma yang lebih harum dan rasa yang lebih kuat, sehingga bisa meningkatkan kenikmatan saat menyantap onde-onde," ujarnya.
Dengan harga per biji mulai dari Rp 4.000, gerai ini telah memperluas jangkauannya dengan membuka beberapa cabang di berbagai lokasi di Malang, seperti Gadang, Sawojajar, dan Karangploso. Respons positif dari pelanggan dan netizen menunjukkan bahwa inovasi kecil seperti ini bisa menjadi daya tarik tersendiri dalam bisnis kuliner tradisional.