Dampak Kebijakan Tarif Trump: Kekayaan Pribadi dan Bisnis Anjlok

Kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, ternyata membawa dampak signifikan terhadap portofolio bisnis dan kekayaan pribadinya. Dalam kurun waktu seminggu setelah pengumuman kebijakan tersebut, total kekayaan Trump mengalami penyusutan sebesar US$ 500 juta, dari US$ 4,7 miliar menjadi US$ 4,2 miliar. Penurunan ini terutama dipicu oleh gejolak pasar yang memengaruhi saham dan aset propertinya.

Berikut adalah rincian kerugian yang dialami Trump: - Trump Media and Technology Group: Nilai saham turun 8% dalam tiga hari, menyusut dari US$ 2,2 miliar menjadi US$ 2 miliar. - Real Estat Komersial: Kepemilikan di Vornado Realty Trust turun 14%, mengurangi nilai asetnya sebesar US$ 90 juta. - Properti Golf: Ancaman penurunan keanggotaan klub golf akibat resesi berpotensi mengurangi pendapatan bisnis golf Trump hingga US$ 70 juta. - Aset Perhotelan: Trump National Doral dan properti lainnya di Chicago serta Las Vegas mengalami penurunan nilai sekitar 16%, mengakibatkan kerugian tambahan US$ 65 juta.

Tidak hanya Trump, para konglomerat yang menjadi pendukung utamanya juga menanggung kerugian besar. Beberapa di antaranya termasuk: - Elon Musk (Tesla): Kekayaan bersih turun US$ 143 miliar akibat penurunan saham Tesla sebesar 28%. - Mark Zuckerberg (Meta): Kehilangan US$ 26,5 miliar karena penurunan valuasi saham Meta. - Jeff Bezos (Amazon): Kekayaannya menyusut US$ 47,2 miliar seiring anjloknya saham Amazon. - Sundar Pichai (Google): Valuasi Google turun US$ 386,7 miliar setelah sahamnya merosot 16,2%.

Di tengah situasi ini, Trump sempat menunda kebijakan tarif selama 90 hari untuk semua negara kecuali China. Kedua negara terlibat dalam perang tarif yang saling membalas, dengan China menaikkan tarif impor barang AS menjadi 125%. Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyatakan bahwa Trump tetap terbuka untuk negosiasi, tetapi memperingatkan China bahwa pembalasan lebih lanjut tidak akan menguntungkan mereka.