Magelang – Fluktuasi harga emas dunia belakangan ini menarik perhatian banyak kalangan, termasuk para investor lokal. Lonjakan harga yang terjadi pada pertengahan April 2025 menjadi bukti bahwa emas tetap menjadi instrumen investasi yang menjanjikan. Sebelumnya, harga sempat mengalami penurunan signifikan akibat kebijakan tarif impor yang dikeluarkan oleh pemerintah Amerika Serikat. Namun, dalam hitungan hari, harga emas global berhasil pulih dan bahkan mencetak rekor baru.

Di Indonesia, dampak kenaikan harga emas dunia langsung terasa. Harga emas batangan dari PT Aneka Tambang (Antam) mengalami peningkatan tajam, dari Rp 1,758 juta per gram menjadi Rp 1,942 juta per gram dalam waktu singkat. Begitu pula dengan harga emas dari merek lain seperti UBS dan Galeri 24 yang turut merasakan efek positif dari tren ini.

Salah satu warga Magelang, Wahyu Iqbal (34), membagikan pengalamannya berinvestasi emas sejak tahun 2006. Awalnya, ia membeli emas atas saran sang ibu yang juga berprofesi sebagai pedagang perhiasan. "Dua bulan pertama gaji saya kumpulkan untuk membeli emas Antam 1 gram. Hasil penjualannya pada 2009 saya gunakan untuk membiayai kuliah selama empat semester," ungkapnya.

Selain untuk biaya pendidikan, Iqbal juga memanfaatkan keuntungan dari investasi emasnya untuk berlibur ke Bali pada Lebaran 2025. Ia membeli emas seharga Rp 670.000 per gram pada 2019 dan menjualnya dengan harga Rp 1,5 juta per gram pada Maret 2025. Menurutnya, emas merupakan instrumen investasi yang relatif stabil dibandingkan mata uang, terutama dalam menghadapi gejolak ekonomi global.

Meski saat ini harga emas tergolong tinggi, Iqbal berencana untuk kembali berinvestasi dalam beberapa bulan ke depan. "Saya akan menyisihkan sebagian gaji untuk membeli emas lagi. Namun, investasi emas ini sifatnya jangka panjang. Hasilnya tidak bisa dinikmati secara instan," tegasnya. Ia menyarankan agar penjualan emas dilakukan dalam kurun waktu empat hingga lima tahun untuk mendapatkan keuntungan optimal.