Ayah Korban Pengeroyokan di Masjid Meninggal Dunia Saat Mediasi
Ayah Korban Pengeroyokan di Masjid Meninggal Dunia Saat Mediasi
Tragedi memilukan terjadi di Kabupaten Bener Meriah, Aceh. Armansyah, seorang ayah, meninggal dunia setelah mengalami serangan jantung saat proses mediasi kasus pengeroyokan yang menimpa anaknya. Kejadian ini menambah lapisan duka mendalam atas insiden pengeroyokan yang terjadi di sebuah masjid pada Minggu dini hari (2/3). Insiden tersebut melibatkan sekelompok pelajar dari dua kampung berbeda, Gunung Musara dan Bener Kelipah Selatan.
Ketiga korban pengeroyokan, Candra (16), Hairul Hadi (16), dan Ikram (16) dari Kampung Bener Kelipah Selatan, diduga dianiaya oleh lima pelajar lain, YN (16), TA (16), AK (16), RD (16), dan IN (16) dari Kampung Gunung Musara. Peristiwa kekerasan ini terjadi saat para korban tengah mengikuti kegiatan tadarus di masjid. Video rekaman pengeroyokan yang beredar luas di media sosial memperlihatkan betapa brutalnya aksi kekerasan tersebut. Polsek Bandar kemudian berupaya menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan melalui jalur mediasi.
Upaya mediasi yang melibatkan perangkat desa, keluarga korban, dan keluarga pelaku berlangsung pada Selasa (4/3). Namun, suasana mediasi yang sedianya bertujuan untuk meredakan konflik, justru berubah mencekam. Armansyah, ayah salah satu korban, yang hadir dalam mediasi dengan kondisi emosional yang tinggi, tiba-tiba mengalami sesak napas dan pingsan. Kapolsek Bandar, Ipda Gunawan AD, membenarkan peristiwa tersebut. "Saat aparat desa berusaha menenangkan, beliau tiba-tiba mengalami sesak napas dan kemudian pingsan," ujar Gunawan kepada wartawan pada Kamis (6/3).
Meskipun pihak keluarga langsung membawa Armansyah pulang, sayangnya nyawanya tak tertolong. Pemeriksaan oleh bidan desa menyatakan bahwa Armansyah telah meninggal dunia. Kejadian ini tentu saja menambah kompleksitas permasalahan yang tengah dihadapi oleh pihak kepolisian. Mediasi yang diharapkan dapat menyelesaikan konflik secara damai, justru berujung pada kematian salah satu pihak yang terlibat. Hingga saat ini, motif dibalik aksi pengeroyokan tersebut belum sepenuhnya terungkap.
Polisi menekankan pentingnya menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat pasca kejadian ini. Ipda Gunawan mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh insiden tersebut. Pihak kepolisian memberikan kesempatan bagi keluarga korban untuk menempuh jalur hukum jika mediasi tidak membuahkan hasil. "Kami terus berupaya mencari solusi terbaik agar kasus ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Jika tidak ada kesepakatan, kami mempersilakan pihak keluarga korban menempuh jalur hukum yang berlaku," tegas Gunawan.
Kasus ini menyoroti pentingnya penanganan konflik yang lebih bijak dan humanis, terutama dalam konteks melibatkan anak-anak di bawah umur. Kejadian ini juga menggarisbawahi betapa besarnya beban emosional yang ditanggung oleh keluarga korban, yang berujung pada sebuah tragedi yang sangat menyedihkan.
Kronologi Kejadian:
- Pengeroyokan terhadap tiga pelajar di masjid saat tadarus (Minggu dini hari, 2/3).
- Penyebaran video pengeroyokan di media sosial.
- Upaya mediasi oleh Polsek Bandar melibatkan perangkat desa, keluarga korban, dan pelaku (Selasa, 4/3).
- Ayah korban meninggal dunia akibat serangan jantung saat mediasi (Kamis, 6/3).
- Kepolisian membuka opsi jalur hukum jika mediasi gagal.