Ketidakpastian Kebijakan Tarif AS Terhadap Impor Elektronik dari China
Pemerintah Amerika Serikat (AS) kembali menimbulkan kebingungan terkait kebijakan tarif impor untuk produk elektronik, termasuk smartphone dan laptop. Meski sempat dikecualikan dari tarif timbal balik, produk-produk tersebut kini berpotensi dikenakan tarif baru dalam kategori semikonduktor.
Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengungkapkan bahwa pembebasan tarif untuk barang elektronik bersifat sementara. Pemerintahan saat ini sedang menyusun pendekatan baru yang lebih spesifik untuk industri semikonduktor. "Produk-produk ini tidak sepenuhnya bebas tarif, melainkan akan dialihkan ke kategori berbeda dengan tarif sekitar 20%," jelas Lutnick.
Beberapa poin penting terkait perkembangan kebijakan ini:
- Perubahan Kategori Tarif: Produk elektronik akan dipindahkan dari tarif timbal balik ke tarif semikonduktor.
- Tanggapan China: Kementerian Perdagangan China menyambut baik langkah ini namun mendesak AS untuk mencabut seluruh kebijakan tarif.
- Dampak pada Perusahaan: Produsen seperti Apple dan Samsung sempat lega dengan pengecualian sementara, namun kini harus bersiap menghadapi ketidakpastian baru.
Pejabat Gedung Putih menegaskan bahwa tidak ada pengecualian permanen untuk produk elektronik. "Ini bukan pengecualian, melainkan penundaan sementara selama investigasi rantai pasok," tegas Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer. Sementara itu, mantan Presiden Donald Trump menyatakan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari strategi untuk menekan China terkait isu perdagangan fentanil.
Industri elektronik global, yang sangat bergantung pada manufaktur di China, menghadapi tantangan besar. Perusahaan seperti Apple telah membangun rantai pasokan kompleks di China selama puluhan tahun. Relokasi produksi ke AS membutuhkan investasi besar dan waktu yang tidak sebentar.