Penundaan Program MBG di Nunukan Selama Ramadhan: Menjaga Kesucian Puasa dan Mengajarkan Toleransi
Penundaan Program MBG di Nunukan Selama Ramadhan: Menjaga Kesucian Puasa dan Mengajarkan Toleransi
Sebanyak enam sekolah di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, sepakat menunda pelaksanaan Program Makanan Tambahan Bagi Siswa (MBG) selama bulan Ramadhan 1446 H. Keputusan ini diambil berdasarkan pertimbangan untuk menjaga kesucian ibadah puasa para siswa Muslim dan sekaligus menanamkan nilai toleransi antar-umat beragama kepada siswa non-Muslim. Sekolah-sekolah yang menunda program ini meliputi SMPN 1, SDN 003, SDN 008, SDN 010, SDN 011, dan PAUD Sayang Ananda. Total sasaran penerima MBG di enam sekolah tersebut mencapai 2.289 pelajar.
Sulaimana, Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) untuk Nunukan, menjelaskan bahwa penundaan ini berpengaruh pada jumlah total sasaran penerima MBG di wilayah Nunukan Kota. Dari sebelas sekolah yang semula menjadi penerima MBG dengan total sasaran 3.335 pelajar, kini tersisa lima sekolah yang tetap menjalankan program tersebut, dengan total sasaran 2.289 pelajar. Lima sekolah yang tetap menjalankan program MBG selama Ramadhan adalah SMPN 2 Nunukan (748 pelajar), SMAN 3 Nunukan (199 siswa), PAUD Surya (15 anak), PAUD Putra Ceria (25 anak), dan TK Islam Handayani (59 anak).
Menu MBG Ramadhan dan Distribusi
Menu MBG selama bulan Ramadhan disesuaikan dengan kondisi bulan puasa. Sulaimana menjelaskan bahwa paket MBG yang dibagikan terdiri dari biskuit, kurma, telur rebus, buah jeruk, dan susu bubuk kemasan. Pemilihan susu bubuk kemasan dikarenakan keterbatasan stok dan harga susu UHT yang relatif tinggi di Nunukan. Paket takjil tersebut dikemas dalam tote bag dan didistribusikan ke sekolah-sekolah. Siswa mengambil paket takjil dari sekolah dan memasukkannya ke dalam tas mereka, sedangkan tote bag dikembalikan ke dapur/SPPG (Satuan Pelayanan Penyedia Gizi). Sistem pengembalian tote bag ini menjadi salah satu kendala yang dihadapi, karena menurut Sulaimana dan Aji Sanjaya (SPPI Nunukan Selatan), hal ini menimbulkan kesulitan bagi para guru dalam mendistribusikan paket MBG.
Di wilayah Nunukan Selatan, terdapat 18 sekolah penerima MBG dengan total sasaran 3.340 pelajar. Namun, karena MI Asmaul Husna libur, maka MBG dibagikan kepada 17 sekolah dengan total sasaran 3.226 pelajar. Menu MBG di Nunukan Selatan sedikit berbeda, terdiri dari telur rebus, donat, kurma, dan buah duku.
Alasan Penundaan dan Nilai Edukatif
Najemawati, Kepala Sekolah SDN 003 Nunukan, menjelaskan alasan di balik penundaan MBG. Keputusan ini didasari pada dua pertimbangan utama. Pertama, untuk menjaga agar para siswa Muslim dapat tetap istiqomah menjalankan ibadah puasa tanpa godaan makanan. Kedua, untuk memberikan edukasi kepada siswa non-Muslim agar menghormati teman-temannya yang sedang berpuasa. Najemawati menekankan pentingnya pembelajaran bagi siswa, terutama siswa kelas 1 dan 2 SD yang masih dalam tahap belajar berpuasa. Pihak sekolah berupaya mengajarkan nilai-nilai saling menghargai antar-umat beragama, sehingga siswa non-Muslim tidak menjadi penyebab membatalkan puasa teman-temannya yang Muslim.
Kesimpulannya, penundaan Program MBG di sejumlah sekolah di Nunukan selama Ramadhan merupakan langkah yang diambil dengan mempertimbangkan aspek keagamaan dan pendidikan karakter, dengan tujuan untuk menjaga kesucian ibadah puasa dan menumbuhkan sikap saling menghormati antar-umat beragama di kalangan siswa.