Samarinda – Pasca-perayaan Idul Fitri, geliat transaksi emas di Kota Samarinda menunjukkan tren positif dengan peningkatan volume pembelian yang cukup signifikan. Fenomena ini tidak lepas dari melambungnya harga logam mulia dalam beberapa pekan terakhir, yang mendorong minat masyarakat untuk berinvestasi dalam bentuk emas fisik.

Menurut pantauan di lapangan, sejumlah toko perhiasan di kawasan pusat perbelanjaan Samarinda mengalami peningkatan kunjungan pembeli hingga 10-15% dibanding hari biasa. Salah satu pedagang emas di Pasar Segiri mengungkapkan, rata-rata transaksi per konsumen berada pada kisaran Rp2 juta dengan dominasi pembelian emas batangan ukuran kecil seperti 2 gram. "Banyak pembeli yang memanfaatkan momentum ini sebagai langkah antisipasi kenaikan harga lebih lanjut," jelas pemilik toko yang enggan disebutkan namanya.

Berikut beberapa faktor yang memengaruhi lonjakan transaksi emas di Samarinda:

• Kenaikan harga emas dunia yang berdampak pada harga emas lokal
• Psikologi pasar pasca-Lebaran yang biasanya diikuti kenaikan permintaan
• Kecenderungan masyarakat untuk mengalihkan dangan tunai ke aset berwujud
• Strategi investasi jangka panjang dengan memanfaatkan fluktuasi harga

Seorang pembeli emas, Siti Aminah (35), mengaku sengaja mengalokasikan dana Lebarannya untuk membeli 2 gram emas batangan. "Ini bentuk proteksi nilai uang saya. Daripada tersimpan tanpa hasil, lebih baik dijadikan emas yang harganya cenderung naik," ujarnya. Pola serupa juga terlihat pada Anggreawan (55), warga yang rutin berinvestasi emas tiap tahun. "Saya membeli 20 gram karena memprediksi harga akan terus merangkak naik," tambahnya.

Di balik tingginya animo masyarakat, para pedagang emas justru menghadapi tantangan tersendiri. Fluktuasi harga yang tidak menuntut membuat mereka harus lebih cermat dalam mengelola stok dan likuiditas. "Kami harus pandai membaca pasar dan menyiapkan modal lebih besar untuk pembelian stok baru," ungkap salah seorang pedagang. Situasi ini menunjukkan dinamika unik pasar emas lokal yang sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis pasar dan pergerakan harga global.