Tradisi Buka Puasa Masjid Darussalam Solo: Empat Dekade Bubur Samin Banjar Melekat di Ramadan

Tradisi Buka Puasa Masjid Darussalam Solo: Empat Dekade Bubur Samin Banjar Melekat di Ramadan

Masjid Darussalam di Solo, Jawa Tengah, menyimpan tradisi unik yang telah berlangsung selama empat dekade. Sejak tahun 1985, masjid ini konsisten membagikan bubur samin khas Banjar, Kalimantan Selatan, sebagai takjil buka puasa Ramadan kepada masyarakat. Tradisi ini menjadi bagian integral dari bulan suci bagi warga Solo dan sekitarnya, menjadikan bubur samin tersebut hidangan legendaris yang selalu dinantikan. Jauh sebelum berbagi bubur samin, Masjid Darussalam, yang awalnya bernama langgar atau mushala sejak tahun 1930, telah melaksanakan buka puasa bersama dengan menu-menu khas Banjar lainnya, seperti sop Banjar. Namun, kehadiran bubur samin pada tahun 1965 menandai babak baru dalam tradisi buka puasa di masjid tersebut, meskipun saat itu masih dinikmati secara terbatas hanya oleh para jamaah masjid.

Perubahan signifikan terjadi pada tahun 1985 ketika takmir masjid memutuskan untuk membagikan bubur samin kepada masyarakat luas. Awalnya hanya mampu menyediakan 20 kilogram bubur samin, kini Masjid Darussalam mampu memproduksi hingga 50 kilogram atau sekitar 1.300 porsi setiap Ramadan. Dari jumlah tersebut, 1.100 porsi dibagikan kepada masyarakat sekitar, sementara sisanya disajikan untuk jamaah masjid bersama hidangan pelengkap seperti kopi susu, kurma, buah-buahan, dan kue-kue yang disumbangkan para donatur. Ketua Takmir Masjid Darussalam, M Rosyidi Muchdor, menjelaskan bahwa dana untuk pembuatan bubur samin bersumber dari para alumni Sekolah Dasar Darussalam, serta alumni masjid yang tersebar di berbagai kota, seperti Singapura, Yogyakarta, dan Purwokerto. Hal ini menunjukkan peran serta masyarakat yang luas dalam melestarikan tradisi ini. Keberlanjutan tradisi ini selama empat dekade menjadi bukti kuat akan kekayaan budaya dan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Khasiat dan cita rasa bubur samin sendiri menjadi daya tarik tersendiri. Campuran rempah-rempah dan minyak samin yang autentik memberikan cita rasa unik yang membedakannya dari bubur lainnya. Hal ini dibenarkan oleh Ahmad, seorang warga Solo yang mengaku menjadi pelanggan setia bubur samin Masjid Darussalam setiap Ramadan. Ia mengungkapkan bahwa cita rasa rempah dan minyak samin yang khas membuat bubur ini begitu istimewa dan selalu dirindukan. Tradisi berbagi bubur samin di Masjid Darussalam bukan sekadar pembagian makanan, tetapi juga menjadi perwujudan semangat kebersamaan dan kepedulian sosial di bulan Ramadan. Hal ini menunjukkan bagaimana sebuah tradisi kuliner sederhana mampu menjadi perekat sosial dan melestarikan warisan budaya yang kaya akan nilai-nilai luhur.

Daftar Menu Buka Puasa Masjid Darussalam (sejak 1930-sekarang):

  • Sop Banjar (sejak 1930)
  • Menu lainnya (sejak 1930)
  • Bubur Samin (sejak 1965, dibagikan luas sejak 1985)
  • Kopi Susu
  • Kurma
  • Buah-buahan
  • Kue-kue (dari donatur)