Konflik Akses Jembatan di Cilodong Depok Picu Ketegangan Antarwarga, Pemkot Intervensi

Ketegangan antarwarga di Kelurahan Cilodong, Depok, memuncak setelah akses jembatan penghubung antara RW 6 dan RW 4 dibongkar secara sepihak. Insiden yang terjadi pada Sabtu (12/4/2025) ini memicu protes keras dari warga RW 6 yang mengklaim jembatan tersebut sebagai akses vital menuju fasilitas publik seperti Pasar Pucung, Alun-alun, dan Puskesmas.

Menurut Syarifudin, Ketua RT 1 RW 6, jembatan tersebut telah berdiri puluhan tahun sebelum adanya Perumahan RW 4. "Jembatan ini sudah ada sejak saya kecil, bahkan lebih tua dari usia saya yang kini 50 tahun. Ini adalah aset warga kami," tegas Syarifudin. Warga RW 6 berupaya mempertahankan akses tersebut dan mengusulkan agar jembatan diperlebar untuk kendaraan bermotor.

Di sisi lain, Ridho, perwakilan warga RW 4, menyatakan bahwa jembatan tersebut awalnya hanya terbuat dari bambu dan dibangun tanpa persetujuan. "Sejak 2020, jembatan dicor secara sepihak, dan kami menolaknya karena menimbulkan masalah keamanan, seperti kasus pencurian," jelas Ridho. Warga RW 4 akhirnya memutuskan untuk menutup akses tersebut guna menjaga keamanan lingkungan.

Intervensi Pemkot Depok

Merespons konflik ini, Wakil Wali Kota Depok Chandra Rahmansyah turun tangan dengan menawarkan solusi sementara: - Jembatan akan dibuka pada jam operasional tertentu, yaitu pukul 06.00–18.00 WIB. - Pengawasan akses diserahkan kepada pihak keamanan perumahan. - Perbaikan jembatan yang rusak akan dilakukan oleh warga RW 4.

"Kami berharap solusi ini dapat meredakan ketegangan sambil mencari penyelesaian permanen," ujar Chandra. Kedua pihak diimbau untuk menahan diri dan menghindari tindakan provokatif.