Rusia Siap Hilangkan Rintangan Perdagangan dengan Indonesia dalam Kerangka FTA EAEU
Jakarta – Pemerintah Rusia menyatakan komitmen kuatnya untuk mempercepat implementasi Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade Agreement/FTA) dengan Indonesia melalui kerangka Eurasian Economic Union (EAEU). Alexey Gruzdev, Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia, menegaskan bahwa negaranya akan mengupayakan penghapusan sebagian besar hambatan perdagangan guna memuluskan kerja sama ini.
Dalam Forum Bisnis Rusia-Indonesia yang digelar di Jakarta, Gruzdev menjelaskan bahwa fleksibilitas menjadi kunci utama dalam negosiasi. "Kami berambisi besar untuk mewujudkan FTA ini dan akan berusaha semaksimal mungkin menghilangkan rintangan perdagangan," ujarnya. Meski demikian, ia enggan merinci lebih jauh karena proses negosiasi masih berlangsung.
Poin-Poin Penting:
- FTA EAEU-Indonesia: Melibatkan lima negara anggota EAEU (Rusia, Armenia, Belarus, Kazakhstan, dan Kyrgyzstan).
- Kebijakan Tarif Impor: Gruzdev menegaskan bahwa kebijakan tarif resiprokal AS terhadap Indonesia tidak akan memengaruhi hubungan dagang bilateral Rusia-Indonesia.
- Stabilitas Perdagangan: Rusia berkomitmen menjaga perdagangan bilateral sebagai jalur independen meski ada gejolak tarif global.
Gruzdev juga menekankan prinsip kesetaraan dalam kerja sama ekonomi. "Kami tidak ingin memaksakan kepentingan unilateral. Prioritas kami adalah memahami kebutuhan Indonesia, termasuk di sektor pertanian dan lainnya," tambahnya. Pernyataan ini sejalan dengan rencana kunjungan Presiden Indonesia ke Rusia pada Juni 2025, yang diharapkan bisa menghasilkan penandatanganan kesepakatan awal FTA.
Sebelum kunjungan tersebut, kedua negara akan menggelar sidang komite bersama pada April 2025 untuk menyelesaikan 14 dari 15 bab perjanjian. Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia menyebut, targetnya adalah mencapai principle agreement sebelum pertemuan tingkat tinggi digelar.