Eskalasi Perang Dagang AS-China Ancam Dominasi Ekspor Kedelai Amerika

Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China memasuki babak baru dengan penerapan kebijakan tarif timbal balik yang semakin ketat. Pemerintah AS baru-baru ini memberlakukan tarif impor sebesar 145% untuk berbagai produk asal China, yang langsung dibalas Beijing dengan mengenakan tarif 125% pada komoditas pertanian Amerika, termasuk kedelai.

Dampak kebijakan proteksionis ini sangat terasa di sektor pertanian AS, terutama pada komoditas kedelai yang selama ini sangat bergantung pada pasar China. Data historis menunjukkan, pada konflik dagang 2018 lalu, industri pertanian AS menderita kerugian signifikan:

  • Total potensi ekspor yang hilang mencapai US$27 miliar
  • 71% dari kerugian berasal dari sektor kedelai
  • Penurunan drastis volume ekspor ke pasar utama China

Situasi semakin kompleks dengan perubahan pola impor China yang mulai beralih ke pemasok alternatif. Brasil, sebagai produsen kedelai utama dunia, telah mengalami peningkatan ekspor yang signifikan:

  • Pertumbuhan ekspor kedelai Brasil ke China mencapai 280% sejak 2010
  • Produksi kedelai Brasil terus menunjukkan tren peningkatan
  • Proyeksi rekor ekspor tertinggi Brasil ke China pada tahun ini

Analis memprediksi dampak jangka panjang dari kebijakan tarif ini akan semakin memberatkan petani AS. Dengan tarif masuk 125%, produk pertanian AS praktis kehilangan daya saing di pasar China yang telah menemukan alternatif pemasok yang lebih kompetitif.